Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

PAUD, HARUSKAH ?

Rangkaian status twitter dari dr. Jiemi Ardian , seorang residen psikiatri dan hipnoterapis, pada 5 Januari 2018, tentang PAUD,  mendatangkan pro dan kontra. “PAUD itu bukan pendidikan anak, PAUD itu bisnis atas nama pendidikan anak,” demikian twit pertama yang ditulis dr. Jiemi. Sekanjutnya dia mengatakan bahwa anak di bawah 4 tahun tidak akan bisa berpikir formal serta tidak akan paham mengenai tugas dan sekolah.  “Anak usia segitu nggak bisa sosialisasi. Mereka bisa bermain sama-sama, tetapi enggak bisa bermain bersama. Contohnya, anak berpikir ‘mainan saya ya punya saya, mainan dia punya dia’. Bisa bermain bareng, tapi bukan   sharing   mainan. Orang-orang memandang sosialisasi sebatas bermain bareng, padahal dalam sosialisasi, yang perlu dipelajari adalah   sharing.”   Selain biaya mahal yang dibanderol sebagian PAUD, dr. Jiemi juga mempermasalahkan kurikulum PAUD yang memaksa anak untuk bisa membaca dan menulis ketika mereka belum siap secara mental. Alih-alih mendelegasikan

SEMANGAT SEKOLAH SETELAH LIBUR

Liburan semester ganjil sudah usai. Anak-anak mulai masuk sekolah lagi, dan rutinitas kita sebagai orang tua untuk antar jemput anak, kembali lagi seperti semula. Liburan selama dua minggu, terkadang membuat kebiasaan anak-anak berubah. Ada anak yang menjadi malas untuk mulai sekolah lagi, namun ada juga anak yang rindu dengan sekolah, guru dan teman-temannya.             Bagaimanapun, hal ini merupakan masa transisi lagi bagi kita. Kita harus membuat awal semester ini menjadi hari-hari yang menyenangkan untuk anak kita. Kita harus bisa membuat anak-anak bersemangat lagi setelah libur yang lumayan panjang. Mungkin beberapa hal ini dapat kita lakukan, sebelum hari pertama masuk sekolah di semester genap. 1.       Bercerita hal yang menyenangkan tentang sekolah. Apapun yang dirasakan anak, kita harus bisa memberikan gambaran keceriaan tentang sekolah. Buatlah anak kita merasa rindu tentang sekolah. Misalnya tentang banyaknya mainan di sekolah, teman-teman yang banyak, bu guru yang