Langsung ke konten utama

Buku SETIAP ANAK ITU CERDAS

Sinopsis


Setiap anak itu Cerdas.

Ibarat pohon, setiap anak adalah bibit yang unggul. Bibit yang baik, kalau tidak dipupuk, tidak disiram, dan tidak diberi sinar matahari, tidak akan menjadi bibit yang baik dan tidak berbuah.

Jadi selain mengetahui bakat anak, penting juga bagi kita untuk memperhatikan faktor Stimulasi dan Lingkungan yang tepat. Stimulasi merupakan segala macam hal yang kita berikan kepada anak dalam upaya mengoptimalkan aspek-aspek tumbuh kembangnya.  Bisa merupakan pola asuh ataupun pendidikan kepada anak. Lingkungan juga ikut berpengaruh terhadap perkembangan karakter dan kecerdasan anak.

Buku ini berisikan kumpulan catatan  parenting berbasis Best Practice, yang bisa dijadikan inspirasi dalam memberikan stimulasi yang tepat dan menciptakan lingkungan yang selaras sehingga bibit unggul dalam diri anak akan tumbuh menjadi pohon yang bermanfaat untuk semesta.

Dengan  memahami keunikan kecerdasan anak, maka kita dapat mengarahkan agar anak bisa menggunakan kecerdasannya secara maksimal. Dengan mengenali kelemahannya, kita pun membantu anak mengembangkan diri
Setiap anak itu cerdas, biarkan mereka cemerlang dengan kecerdasan yang mereka miliki.
  
"Semua hal-hal yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula". Seorang anak akan menjadi baik jika dididik dengan cara yang baik.

Selamat membaca buku ini,
Selamat mendidik anak-anak kita dengan sepenuh hati…


JUDUL BUKU          : SETIAP ANAK ITU CERDAS
                                Kumpulan Catatan Inspirasi dalam Parenting

PENULIS                 : Baldwine Honest Gunarto, ST, M.Pd
PENDUKUNG          : PAUD Handayani 4 Balikpapan
PEBERBIT               : Wacana Media

ISBN                       : 978-602-72005-4-8


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtu...

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangi...

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...