KEBUTUHAN
AFEKSI PADA ANAK
Afeksi
adalah suatu bentuk kebutuhan cinta dan kasih sayang yang di dalamnya terdapat unsur
memberi dan menerima. Afeksi dapat meliputi perasaan kasih sayang, rasa
kehangatan dan persahabatan yang ditunjukkan pada orang lain. Setiap orang
mempunyai kebutuhan untuk memberi dan menerima afeksi. Saat yang paling penting
dalam pemenuhan kebutuhan afeksi adalah pada saat usia dini. Karena, kekurangan
afeksi saat usia dini dapat membahayakan perkembangan anak hingga dewasa.
Seorang
anak, sejak lahir membutuhkan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya. Kita
sebagai orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan tersebut, dan akan lebih baik
sejak anak kita berada di dalam kandungan.
Namun,
bisa saja karena suatu hal, anak tidak terpenuhi kebutuhan afeksi tersebut.
Bisa jadi karena orang tua mereka dalam kondisi tertekan, tidak bahagia, tidak
harmonis, atau berada di lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang yang
penuh, misalnya orangtua yang terpaksa bercerai, atau tinggal di Panti Asuhan
dengan anak asuh yang banyak.
Kekurangan
afeksi bisa menimbulkan banyak gangguan penyesuaian diri dan perkembangan sosial anak. Yaitu
perkembangan fisik yang terlambat karena anak depresi, gagap atau mengalami
gangguan bicara, sulit konsentrasi, terlihat agresif dan nakal, menarik diri,
egois dan penuntut. Dan dalam taraf yang berat dapat menyebabkan gangguan jiwa.
Akan
tetapi, bukan berarti afeksi yang berlebihan akan lebih baik. Anak yang terlalu
banyak mendapat afeksipun akan kesulitan dalam penyesuaian diri. Pelimpahan
afeksi yang berlebihan justru menghalangi anak belajar mengekspresikan afeksi
kepada orang lain. Anak memfokuskan
afeksi hanya untuk dirinya sendiri, ia menuntut dan berharap afeksi dari orang
lain, akibatnya anak sulit mengembangkan ikatan emosional dengan orang lain
sehingga menghalangi dirinya menjadi anggota kelompok teman sebayanya. Anak
dengan afeksi berlebihan akan menjadi anak yang sombong, egois, dan suka meremehlan
dan merendahkan orang lain.
Yang perlu kita ingat, apapun yang terjadi pada anak-anak kita bukanlah
sepenuhnya kesalahan anak. Sebagai orang tua, kita memiliki andil dalam
pembentukan perilaku anak tersebut. Bisa jadi karena kita yang kurang
perhatian, atau justru karena kita berlebihan memberikan perhatian. Sehingga
kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka ketika mereka berperilaku yang
tidak baik.
Tidak ada anak di dunia ini yang bercita-cita sebagai anak nakal, tidak
ada anak yang ingin berbuat tidak baik di dunia ini. Yang mungkin terjadi
adalah salahnya pengasuhan serta pendidikan yang diberikan kepadanya. Sebagai
orang tua, ada baiknya kita melakukan refleksi terhadap diri sendiri terlebih
dahulu sebelum kita menyalahkan anak-anak kita ketika mereka berperilaku tidak
baik. Apa saja yang selama ini sudah kita lakukan pada masa pembentukan
perilaku anak. Tidak ada kata terlambat, penuhi kebutuhan afeksi anak kita,
dengan ketulusan dan sepenuh hati. Secukupnya, tidak kurang, tidak lebih.
by : Baldwine Honest G, M.Pd
Dimuat di harian Tribun Kaltim, Minggu, 14 Oktober 2018
Komentar
Posting Komentar