Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Pengasuh Baru

Tribun Kaltim, Minggu, 30 Desember 2018 Dalam kondisi dan alasan tertentu, seorang ibu memilih untuk bekerja di luar rumah. Dan, bagi ibu bekerja,   kehadiran seorang pengasuh untuk membantu   mengasuh anak adalah penting. Ketika anak dan ibu sudah cocok dengan seorang pengasuh, maka situasi akan baik-baik saja. Namun, bagaimana apabila pengasuh yang selama ini sudah dipercaya dan dinilai baik, kemudian harus pulang kampung dan tidak bisa bekerja lagi ? Penyebabnya macam-macam, yang paling umum biasanya karena mau menikah. Ibu mana yang tidak resah ? Sementara tidak mudah membiasakan anak dengan pengasuh yang baru. Bagaimana proses penggantian pengasuh yang baik, agar anak nyaman? Idealnya, sebelum pengasuh lama berhenti bekerja, pengasuh baru harus sudah ada, paling tidak tiga bulan sebelumnya. Hal ini memberi kesempatan kepada pengasuh baru untuk belajar dan melihat langsung kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan pengasuh lama kepada anak. Akan tetapi, hal ini tidak mudah. Tak j

Jiwa Ksatria pada Anak

Tribun Kaltim, 07 April 2017             Manusia bersifat ksatria adalah manusia dengan cri-ciri berjiwa besar, toleran, apabila berani berbuat maka berani bertanggung jawab, berani mengakui kesalahan dan kelemahan diri sendiri, mengakui kelebihan orang lain, pemaaf dan memiliki kasih sayang. Sifat mulia ini wajib kita ajarkan pada anak sejak usia dini, dan tentu saja sesuai perkembangan usianya, dengan bahasa dan contoh yang mudah dipahami.             Ketika seorang anak berbuat suatu kesalahan, lebih baik tidak langsung memarahi dan menghakimi anak. Berikan pemahaman bahwa apa yang dilakukan tersebut salah, dan bisa berakibat kurang baik untuk diri mereka. Tanamkan sikap untuk mau mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya dan berjanji tidak melakukan lagi.             Ada kalanya orang tua terlalu melindungi anak, sehingga apapun yang terjadi pada anak adalah bukan kesalahannya. Contohnya, saat anak berebut mainan dengan anak lain, orantua membela dan menyarankan anak yang

Memuji Anak Jangan Berlebihan

Tribun Kaltim, 22 Januari 2017 Memuji anak memang suatu hal penting, tetapi ketika memuji anak terlalu berlebihan, hal ini malah akan menimbulkan dampak buruk bagi mental dan perkembangan anak. Memuji anak adalah sebuah pekerjaan seni, bukan pekerjaan eksak yang bisa ditentukan rumusnya. Efektivitas pujian tak hanya ditentukan oleh cara kita memuji, tetapi juga dipengaruhi oleh karakter anak dalam merespon pujian. Ada anak-anak yang dipuji sedikit sudah langsung bersemangat. Ada anak yang membutuhkan banyak pujian supaya semangat. Tetapi, ada juga anak-anak yang justru jadi tak semangat kalau terlalu banyak pujian. Berikut ini beberapa tips tentang pujian kepada anak, yang diambil dari beberapa teori pendidikan : 1. Hindari memuji anak secara berlebihan Sebaiknya memuji anak secukupnya. Terlalu banyak pujian akan menjadikan pujian kurang berharga dan tidak bermakna. Anak juga jadi malas untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu sebaiknya tidak memuji mereka di depan

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  sesuatu yan