ANAK LAKI-LAKI BOLEH MENANGIS
Benarkah
anak laki-laki tidak boleh menangis karena itu menunjukkan kelemahan? Apakah
seorang ibu yang memeluk anak laki-lakinya yang sedang menangis karena terluka
akan membuat si anak menjadi lemah?
Sosok laki-laki identik dengan sosok
yang kuat, hal ini yang membuat banyak orangtua sering melarang anak
laki-lakinya menangis. Padahal seperti anak perempuan, anak lelaki juga butuh
melampiaskan emosinya dengan menangis. Menangis merupakan ekspresi alamiah
ketika seeorang mengalami rasa sedih, kecewa, marah dan bahkan ketika sangat
bahagia. Apabila ekspresi tersebut harus ditahan oleh seorang anak, hanya
karena malu, dan harus disimpannya sendiri, maka anak akan mudah mengalami
stress dan depresi. Perkembangan psikokogisnya pun akan terganggu.
Yang perlu dilakukan orangtua bukan
melarang anak laki-laki menangis, tapi mengajari mereka bagaimana mengelola
emosinya dengan baik. Jika anak
laki-laki kita sudah telanjur menangis,
hindari menggunakan kalimat perintah untuk menghentikan tangis, karena biasanya
tidak berhasil. Jangan juga menyebut dia cengeng. Tempatkan diri kita sejajar
dengan anak, tatap matanya, letakkan tangan di bahunya, minta dia tenang dulu,
kemudian tanyakan kenapa doa menangis.
Namun, jika anak kita terlalu sering
menangis, yang perlu kita ajarkan adalah mengelola emosinya dengan baik. Luangkan waktu kita untuk mengecek keadaan
anak kita, misalnya saat makan malam. Minta dia mencertikan tentang apa yang
dia alami serta rasakan pada hari itu. Jadilah orangtua yang siap mendengarkan,
tanpa mengajukan banyak pertanyaan atau saran. Anak akan lebih suka terbuka
ketika kita tida terkesan mengintimidasi mereka. Berikan solusi yang berarti
untuk anak, sehingga emosi mereka bisa lebih stabil.
Orang tua dalam membesarkan anak laki-laki perlu
memperhatikan hal ini, agar anak kita dapat mengekspresikan emosinya secara
terbuka. Tidak apa-apa bagi anak laki-laki menangis selama mereka melakukannya
untuk alasan yang tepat, terutama saat engekspresika emosi mereka. Anak laki-laki yang diijinkan mengekspresikan
emosinya akan membuat mereka menjadi lebih peka terhadap orang lain, dan tidak
tertekan.
by : Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
dimuat di Harian Tribun Kaltim, 23 September 2018
Komentar
Posting Komentar