MENUMBUHKAN SENSE OF HUMOR PADA ANAK
Dunia anak adalah dunia penuh keceriaan. Anak-anak
membutuhkan humor untuk menstimulasi keceriaan mereka sehingga dapat menunjang
perkembangan kecerdasan serta kepribadian mereka. Menumbuhkan sense of humor pada anak sangat penting.
Anak yang memiliki rasa humor biasanya lebih disukai teman-temannya.
Sense of humor akan membantu anak mengembangkan
kreativitas, imajinatif, menumbuhkan kepercayaan diri, memperluas pertemanan,
serta terhindar dari stress. Anak yang memliki sense of humor adalah anak yang sehat, smart dan tahan banting.
Karena anak-anak melihat sesuatu selalu dengan senang dan ceria. Lalu bagaimana
orang tua dan lingkungan bisa menfasilitasi potensi itu supaya berkembang
dengan baik?
Banyak orang tua mengaku tidak punya ide untuk melucu di
hadapan anak-anaknya. Alasannya berbeda-beda, biasanya karena tidak ada waktu,
sibuk dengan pekerjaan, malu dianggap seperti anak kecil, dan lain sebagainya.
Padahal, sense of humor tidak selalu dengan sebuah lawakan yang membuat orang
tertawa. Yang lebih penting dari itu bagaimana seseorang bisa menghargai atau
mensyukuri sesuatu sehingga membuat kita atau orang lain merasa gembira.
Orang tua adalah
contoh utama bagi anak-anak. Karena
sense of humor yang dilakukan anak-anak pasti akan merujuk dari sense of humor yang disuguhkan orang
tua. Maka orang tua harus mencontohkan humor-humor yang sehat dan mendidik
kepada anak-anak. Selain lingkungan
keluarga, dapat juga difasilitasi di sekolah. Bila sekolah itu kaku, anak-anak
akan sulit mengekspresikan dirinya. Alhasil potensi humor anak-anak tidak akan
muncul.
Dalam menumbuhkan sense
of humor pada anak, orantua atau guru harus bersedia menurunkan egonya
sehingga dapat berempati terhadap sense
of humor anak-anak serta bersedia memerankan tokoh kanak-kanak atau
karakter lucu yang diminta. Berikut ini ada beberapa ide yang dapat membantu
bagi para orang tua atau guru untuk menumbuhkan sense of humor pada anak
1. Anak balita biasanya
akan menganggap lucu sesuatu yang tidak masuk akal atau sesuatu yang tidak
normal, misalnya gambar ikan berkacamata.
2. Mengambil lagu favorit
dan mencampurkan kata-katanya. Kita tak hanya mendapat tawanya, tapi juga
mendorong si anak berpikir aktif bagian mana yang melakukan apa. sambil tertawa
anak akan mengoreksi dan memahami bahwa orang tua tak selalu tahu segala.
3. Ketika kita
berpura-pura bingung atau kelupaan, si anak akan tertawa geli.
4. Pura-pura menyebut
sesuatu terbalik dari belakang, membaca buku favoritnya dimulai dari belakang.
5. Ketika si anak
bertanya-tanya di mana seorang yang dicarinya berada, cobalah dengan jawaban
yang tak diharapkan.
6. Sebuah boneka yang
mengintip dari tas atau buku akan memancing kegembiraan, keingintahuan dan
partisipasi. Boneka kejutan yang sama bisa 'bicara' dengan suara yang lucu atau
melakukan segala sesuatunya salah sehingga si anak ada kesempatan
mengoreksinya.
7. Anak-anak suka dan
tertawa pada hal-hal yang lucu. Tapi, ketika suatu kegiatan terlalu jauh dari
yang biasa dilihatnya, tak lucu lagi dan malah menakutkan mereka, misalnya
badut.
8. Bila orang tua berperan
tidak seperti biasanya, misalnya seperti kakek nenek, anak bisa menganggap
lucu. Tapi bila berakting terlalu lama, anak menjadi bingung benar tidaknya
orang tuanya berpura-pura. Malah membuat mereka takut dan menangis.
Disamping itu, orang
tua sebaiknya memberikan kebebasan kepada anak-anak mengungkapkan jiwa humornya.
Tanpa sense of humor akan terbentuk
anak-anak yang tidak bahagia dan pada
akhirnya menjadi anak yang rapuh. Sedangkan anak-anak yang memiliki sense of humor akan lebih gembira dan
riang.
by : Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
Dimuat di Harian Tribun Kaltim, Minggu, 09 September 2018
Komentar
Posting Komentar