Langsung ke konten utama

KASIH SAYANG LEBARAN


   
            Lebaran sebentar lagi. Hari penuh rasa syukur dan cinta. Dimana kasih sayang seolah terpancar di mana-mana. Kasih sayang sang Maha pencipta kepada alam semesta dan kita semua. Kasih sayang orang tua kepada anaknya, anak kepada orangtua. Kasih sayang antar saudara, teman, guru, tetangga, dan antar sesama. Sungguh luar biasa besar karunia Allah yang wajib kita syukuri. Jiwa kita yang penuh dengan cahaya cintaNya.
            Ritual lebaran semestinya merupakan ungkapan dari syukur atas jalinan cinta dan silaturahmi. Itu yang harus bisa kita sampaikan ke anak-anak kita.
·         Dimulai saat takbir berkumandang di malam lebaran. Mengajak anak untuk bersama-sama mengucapkan takbir setelah sholat maghrib. Berikan pemahaman tentang makna syukur terdalam, bahwa kita bisa menjalankan puasa Ramadhan dengan baik, walaupun belum sempurna. Pujilah anak, dengan semua usaha yang telah dilakukan selama Ramadhan.

·         Sholat Idul Fitri.
Dengan mengenakan pakaian terbaik, ajak anak-anak kita untuk sholat Ied di lapangan terdekat. Udara pagi yang segar, diiringi suara takbir, akan sangat mengena indra pendengaran dan perasaan mereka yang masih murni. Mengajarkan makna bersyukur dalam sebuah kebersamaan yang lebih luas.

·         Saling memaafkan.
      Jelaskan pada anak tentang makna saling memaafkan. Karena manusia adalah makluk yang tidak sempurna, penuh dengan kesalahan. Tradisi sungkem adalah salah satu contoh tradisi memohon maaf anak ke orangtua ataupun dari yang muda ke yang lebih tua. Dengan pribadi pemaaf, maka karakter anak bisa terbentuk lebih baik.
·         
     Mudik dan berkunjung ke tetangga dan sanak saudara.
Selama Allah masih memberikan kita waktu dan rejeki, maka alangkah baiknya tradisi ini terus kita lakukan. Anak akan mengerti tentang silsilah keluarga, dan artinya saling menyayangi.

Lebaran itu indah. Indah bagi jiwa yang ingin membersihkan diri.
Sebening embun pagi… hati kita terlahir kembali         

Oleh : Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
Dimuat di Harian Tribun Kaltim, 18 Juni 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...