Kita sebagai orang tua maupun orang
dewasa di sekitar anak harus cermat dalam menjelaskan hak atas setiap barang
yang menjadi milik anak. Bahwa ada barang yang menjadi miliknya, dan ada barang
yang milik orang lain, maupun milik umum. Kejelasan kepemilikan akan memberikan
dampak positif pada beberapa hal, terutama pada persoalan tanggung jawab atas
barang dan tenggang rasa ketika hendak meminjam barang orang lain.
Anak yang tidak mendapatkan
penjelasan tentang hak milik akan sulit untuk memahami mana barang milik
sendiri dan mana barang milik orang lain. Kesulitan memahami makna kepemilikan
ini akan membuat anak mudah bersikap egois, dan sering berebut barang yang
bukan miliknya.
Egosentrisme anak merupakan hal
utama yang menyebabkan tumbuhnya arogansi ini. Dorongan ego yang sangat kuat
dari dalam diri anak menyebabkan dirinya menyangka bahwa barang yang sedang
menjadi rebutan adalah betul-betul miliknya. Anak belum mampu membedakan mana
milik sendiri dan mana milik orang lain. Sehingga ketika orangtua mencoba untuk
menjelaskan bahwa barang itu bukan miliknya, anak akan melawan. Kondisi ini
sangat mirip dengan perilaku anak yang tidak bisa membedakan antara khayalan
dan kenyataan. Namun kondisi tersebut akan terus berkurang seiring dengan
berkurangnya masa egosentrisme anak.
Karena egosentrisme adalah tahapan
yang harus dilalui dalam masa perkembangan anak, ia tidak bisa ditiadakan. Ia
hanya bisa diredam dan diantisipasi. Salah satu cara untuk mengantisipasi
dampak negatif dari masa ini adalah dengan meperjelas kepemilikan terhadap
benda-benda di sekitar anak.
Pada satu sisi, kepemilikan yang
jelas akan mendorong anak untuk memelihara barang-barang miliknya. Ini akan
membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri anak. Sedangkan pada sisi
lain, kepemilikan yang jelas ini akan memudahkan orang tua dalam melatih anak
tentang bagaimana menghargai barang milik orang lain. Anak akan memiliki
pengendalian diri yang kuat untuk tidak merebut barang orang lain meskipun saat
itu ia begitu menginginkan.
Berikut beberapa tipa yang bisa
menjadi alternatif dalam mengajarkan anak tentang kepemilikan :
1. Memberikan
label untuk setiap benda milik anak.
Benda milik anak
diberikan tanda bahwa itu adalah milik mereka, yang berbeda dengan milik kakak
atau adiknya.
2. Melatih
anak cara merawat benda-benda miliknya.
Jika anak sudah merasa
memiliki, akan ada dorongan untuk melindingi dan mengamankan semua barang miliknya.
Ini bisa dijadikan langkah awal untuk melatih anak agar mampu merawat dan menjaga
setiap barang yang menjadi tanggung jawabnya. Membuat tempat khusus untuk
barang anak akan membiasakan anak menempatkan setiap barang tempatnya.
3. Mendorong
anak untuk suka berbagi.
Kepemilikan yang jelas
akan memberikan rasa aman pada saat barang mereka dipinjam orang lain. Rasa
aman akan memudahkan anak untuk meminjamkan barang milik mereka. Tumbuhkan
empati dalam diri mereka tentang bagaimana perasaan mereka jika mereka tidak dipinjami
oleh teman saat mereka ingin meminjam.
4. Ajarkan
anak bagaimana meminjam yang baik.
Empati juga bisa ditumbuhkan pada
saat orang tua melatih anak tentang bagaimana cara meminjam yang sopan. Tidak
merebut. Tidak pula memaksa dengan tangisan.
Apabila anak sudah memahami tantang
kepemilikan, maka saat berada di tempat umum atau bermain bersama teman di
sekolah, mereka tidak lagi berebut. Dengan didampingi orang dewasa di sekitar
anak, mereka akan mengerti bahwa mainan yang ada adalah milik umum atau milik
sekolah yang bisa dipakai bersama-sama maupun bergantian, dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat dan mengembalikan ke tempat semula.
Oleh
: Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
Dimuat
di Harian Tribun Kaltim, Minggu, 12 Maret 2017
Komentar
Posting Komentar