Langsung ke konten utama

LINDUNGI ANAK BEREKSPLORASI


Peran orangtua  dan lingkungan memang sangat penting  dalam proses tumbuh kembang anak.  Dalam mengasuh, membimbing, dan mendidik anak, orangtua harus bisa mengembangkan secara optimal kecerdasan yang anak miliki. Anak tidak selamanya kecil. Mereka terus tumbuh dan berkembang. Akankah kita sia-siakan waktu keemasan mereka?
Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik, sehingga tumbuh kembang anak optimal sesuai dengan tahapan usianya. Tumbuh, adalah bertambah ukuran tubuhnya yang bisa kita lihat dari berat badan, tinggi badan dan ukuran lingkar kepala. Sedangkan Perkembangan anak, adalah terlihat dari lima aspek  perekembangan anak, yaitu aspek agama dan moral, sosial emosional, kognitif, motorik dan bahasa.
Tahap perkembangan anak usia 1-5 tahun (toodlerhood) adalah  mengalami pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat. Anak mulai bisa berjalan sendiri melakukan banyak aktifitas secara mandiri. Pada masa ini membiarkan anak bebas bereksplorasi menggunakan panca inderanya adalah cara tepat untuk menstimulasi semua kecerdasan yang dimilikinya. Eksplorasi adalah memberikan kesempatan anak untuk mencoba hal-hal yang baru, untuk mendukung berbagai kemampuan anak yaitu  sensoris motorik, komunikasi, sosio emosional, kemandirian, kognitif dan kreativitasnya. Dengan banyak bereksplorasi maka anak akan lebih percaya diri.
 Eksplorasi menjadi kebutuhan anak agar dapat tumbuh dan berkembang optimal. Dia membutuhkan perlindungan agar dapat berkesplorasi dan memenuhi target tumbuh kembangnya.
Perlindungan yang dimaksud adalah Kesehatan, Kasih sayang dan Stimulasi.
Kesehatan adalah yang utama. Apabila anak sakit, maka kecerdasan apapun tidak bisa berkembang. Kesehatan yang perlu dijaga, selain kecerdasan fisik (jasmani) juga kesehatan psikis (rohani)  anak. Kesehatan fisik akan terpenuhi jika kita memberikan  makanan  minuman  bergizi, aktivitas yang menyenangkan, olahraga rutin, istirahat yang cukup, dan menjaga kebersihan. . Menyusun menu gizi seimbang perlu dilakukan, agar makanan anak sehari-hari mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak.  Pembiasaan hidup sehat, imunisasi teratur, dan kontrol rutin ke dokter atau puskesmas , sambil mencatat pertumbuhan anak, misalnya berat badan, tinngi badan maupun lingkar kepala.
            Kesehatan yang kedua adalah kecerdasan psikis anak. Anak akan sehat psikhologinya jika mendapatkan banyak kasih sayang dari orang-orang terdekatnya, dengan  kedekatan dan komunikasi yang berkualitas. Kadang kesehatan psikis  ini tidak terperhatikan. Bertengkar di depan anak, marah-marah dengan umpatan dan berkata dengan nada keras, akan menggangu kesehatan psikis anak.  Anak akan stress,  merasa tidak bersemangat, dan cenderung emosinya tidak stabil. Anak yang sehat jasmani dan rohaninya, akan lebih mudah distimulasi kecerdasan apapun yang mereka miliki, yang pasti harus dalam suasana nyaman dan selaras.
Perlindungan yang kedua adalah  Kasih Sayang. Berikan cinta, dan kasih sayang kepada anak. Cinta akan menumbuhkan pengalaman emosi positif dan rasa aman pada anak. Rasa aman tersebut dibutuhkan untuk  membangun basic trust anak. Basic Trust adalah cara anak memandang dunia di sekitarnya secara baik, yang menumbuhkan rasa berani, percaya diri untuk bereksplorasi. Pola asuh terbaik adalah demokratis, ada aturan, namun juga ada kebebasan.
Perlindungan yang ketiga adalah Stimulasi. Merupakan hal penting dalam mendukung tumbuh kembang anak karena dapat mengembangkan seluruh aspek kecerdasan dan kreativitas anak.  Menyediakan ruang bagi anak untuk bereksplorasi akan membantunya mencapai seluruh target tumbuh kembangnya secara optimal.
            Anak-anak yang sehat dan ceria adalah dambaan setiap orangtua. Biarkan mereka menikmati masa kanak-kanak mereka dengan bebas berkesplorasi sehingga bisa tumbuh kembang secara optimal. Setiap keberhasilan anak akan menjadi kebanggaan kita semua.


Oleh : Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
Dimuat di majalah TAB Borneo


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...