Langsung ke konten utama

Investasi Waktu dan Ilmu


Ingin menjadi orangtua yang baik adalah  naluri alami dari setiap pasangan yang sudah dikarunia anak. Memang tidak ada sekolah menjadi orangtua, namun ternyata naluri kasih sayang dan ingin memberikan yang terbaik ada di setiap keluarga. Hanya masing-masing mempunyai budaya dan cara yang berbeda. Tidak ada yang salah, yang perlu diperhatikan hanya memperhatikan hak anak. Saat ingin membentuk anak menjadi anak yang baik, bukan hanya menuntut anak melakukan beragam kewajiban dan aturan yang memang mungkin bertujuan baik. Selain investasi untuk masa depan mereka, berupa tabungan dan asuransi, ada investasi penting yang wajib kita berikan, yang bisa bermanfaat untuk dunia dan akhirat, yaitu investasi  “Waktu dan Ilmu”.
            “Waktu” adalah bagaimana kita bisa menghabiskan setiap kesempatan berkualitas bersama anak dan keluarga. Anak berhak mendapatkan kasih sayang, dan pengasuhan secara secara langsung dari ayah ibu nya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan :
1.      Mendengarkan
Saat anak mulai bisa berinteraksi dengan orang lain, maka anak butuh diperhatikan dan didengarkan. Seorang bayi akan merasa nyaman saat  ibunya menatap dengan kasih sayang padanya. Anak usia TK dan SD akan merasa bahagia, apabila ayah ibunya mendengarkan apa saja yang mereka ceritakan. Bagi yang mempunyai anak yang sudah remaja, menjadi teman diskusi setiap  permasalahan dari yang ringan hingga berat akan menjauhkan anak dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2.      Sentuhan kasih sayang.
Pelukan dan usapan, akan membuat anak nyaman. Menurut beberapa penelitian, pelukan lebih efektif dari pujian atau ucapan sayang karena membuat anak merasa dicintai dan dihargai, bukan karena mereka telah melakukan sesuatu tapi karena dirinya apa adanya. Dan ketika pelukan dengan rasa sayang ini di teruskan,  dapat menjadikan pribadi anak yang tidak gampang stress. Tak hanya itu, pelukan atau usapan yang tulus juga dapat menjadi media ampuh untuk meredakan konflik.
3.      Menghabiskan waktu bersama.
Sediakan waktu khusus untuk bepergian bersama keluarga. Kenangan pada keharmonisan tentu saja membuat anak berkembang dengan lebih baik. Tidak perlu dengan biaya mahal. Berlibur di tempat terdekat, atau berjalan-jalan bersama sudah lebih dari cukup.

“Ilmu” adalah ivestasi wajib selain “waktu”. Setiap anak berhak mendapatkan ilmu, dan orang tua wajib memberikannya.  Ilmu yang kita berikan harus bisa membuat anak menjadi anak yang cerdas secara kognitif, karakter dan terampil. Dengan ilmu yang luas, karakter yang baik sesuai tuntunan agama, juga terampil mengaplikasikan ilmunya, maka anak bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Yang perlu dipahami, bahwa setiap anak adalah  cerdas,  punya bakat dan talenta yang berbeda. 
Investasi terbaik  yang  kita berikan pada anak saat ini, akan bisa dipetik di masa depan. Anak  bisa menjadi “orang”  seperti yang kita harapkan. Bermanfaat untuk dirinya sendiri, agama, keluarga,  masyarakat, negara bahkan dunia. Dan tentu saja, doa anak sholeh dan shalihah,  akan tetap menemani kita saat kelak sudah tidak ada di dunia. Semoga kita semua bisa menjadi orangtua terbaik.

 Oleh : Baldwine Honest G, M.Pd
Dimuat di Tribun Kaltim, Minggu, 25 September 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...