Langsung ke konten utama

SETIAP IBU ITU HEBAT


SETIAP IBU ITU HEBAT
SEBUAH CATATAN DI HARI IBU


            Menjalani peran sebagai ibu, penuh beragam warna. Terkadang kita begitu semangat dan menikmatinya, namun ada kalanya, dikarenakan kelelahan  mengalami depresi dan merasa sebagai ibu yang tidak bisa sempurna. Sepertinya  tidak ada yang bisa dirayakan saat hari Ibu tiba. Apabila itu terjadi, memang sebaiknya kita harus berhenti sejenak, untuk sekedar instropeksi dan membuat catatan kecil agar saat melangkah lagi bisa lebih bersemangat.
            Hal pertama yang kita lakukan adalah : Bersyukur. Bahwa banyak kebaikan yang kita dapatkan dan berikan selama kita menjadi ibu, Ibu adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, namun lebih baik jangan hanya berfokus pada kesalahan kita. Yang terpenting membuat perubahan, memperbaiki, dan terus melangkah.
            Lebih baik berfokus pada hal-hal baik yang sudah kita lakukan. Misalnya, rutinitas ibu yang selalu mempersiapkan makan keluarga, membacakan dongeng anak, menjahit kancing baju saat ada yang lepas, dan hal-hal lainnya. Banyak ibu yang menganggap bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah biasa karena tidak membuat perbedaan., namun sebenarnya hal-hal tersebut adalah sangat berarti dan  itulah yang luar biasa pada sosok ibu. Mengertilah bahwa apa yang kita berikan sudah cukup, walaupun kita tidak sempurna. Tidak ada ibu yang sempurna tetapi banyak yang hebat.
Setelah kita berperan menjadi ibu dari anak-anak kita, kita baru menyadari bagaimana dulu ibu kita merawat dan mengasuh kita saat kecil. Kita bisa merasakan kasih sayangnya yang tercurah untuk keluarga, walaupun kadang tanpa kata.  Kita  bisa belajar tentang  ketulusan dan keikhklasan yang ibu kita telah  berikan sepanjang hidupnya.
            Selanjutnya, kita melihat sudut pandang anak kita terhadap diri kita sebagai ibunya. Setiap anak yang kita sayangi, akan selalu menganggap bahwa kita adalah ibu yang terbaik bagi mereka. Tidak hanya jujur, anak-anak adalah pemaaf, mereka mengasihi kita dengan kekurangan kita, dan mereka tahu bahwa kita melakukan yang terbaik.
            Dan akhir dari catatan adalah : Tidak ada ibu yang sempurna, namun setiap ibu adalah hebat dengan cara masing-masing. Semua wanita patut untuk  dihargai dan dikasihi.
SELAMAT HARI IBU …

Oleh : Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
Dimuat di Tribun Kaltim, Minggu, 24 Desember 2018 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtua, baik peran ayah dan ibu  sangat mempengaruhi perkembangan dan kecerdasan anak. Mereka harus melibatkan diri sec

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangis, ia tidak peduli, karena ia

KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK

KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK             Afeksi adalah suatu bentuk kebutuhan cinta dan kasih sayang yang di dalamnya terdapat unsur memberi dan menerima. Afeksi dapat meliputi perasaan kasih sayang, rasa kehangatan dan persahabatan yang ditunjukkan pada orang lain. Setiap orang mempunyai kebutuhan untuk memberi dan menerima afeksi. Saat yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan afeksi adalah pada saat usia dini. Karena, kekurangan afeksi saat usia dini dapat membahayakan perkembangan anak hingga dewasa.             Seorang anak, sejak lahir membutuhkan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya. Kita sebagai orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan tersebut, dan akan lebih baik sejak anak kita berada di dalam kandungan.             Namun, bisa saja karena suatu hal, anak tidak terpenuhi kebutuhan afeksi tersebut. Bisa jadi karena orang tua mereka dalam kondisi tertekan, tidak bahagia, tidak harmonis, atau berada di lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang yang penuh