Langsung ke konten utama

SAAT ANAK MENJADI PENDIAM DI LUAR RUMAH

            Mungkin pernah kita temui, seorang anak yang saat di rumah, luar biasa cerewet dan sangat aktif, bernyanyi dan menari. Namun ketika keluar rumah, berada di tengah banyak orang, misalnya di sekolah, taman atau pesta ulang tahun, anak menjadi pendiam dan pasif. Yang mereka lakukan hanyalah mengamati tanpa bergerak. Orang tua terkadang gemas dengan perilaku si anak, malah tidak jarang berusaha”memaksa” anak untuk berbicara dan bergerak. Namun ternyata tidak ada perubahan dari sikap anak.
            Segala sesuatu membutuhkan proses. Dan dalam proses dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Yang penting diyakini adalah bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kecerdasan masing-masing. Tidak perlu membandingkan perkembangan satu anak dengan anak lainnya, baik itu saudara sekandung, maupun anak di sekitar.
            Anak berperilaku pendiam dan pasif saat di luar rumah bisa karena beberapa alasan. Belum terbentuknya rasa percaya diri, tidak merasa nyaman, merasa cemas, trauma suatu kejadian atau bisa jadi takut dengan harapan orangtua yang terlalu tinggi pada mereka.
            Untuk merubah anak yang pendiam dan pasif saat di luar rumah menjadi aktif, memang membutuhkan waktu dan tahapan. Kita bukanlah peri baik hati yang mempunyai tongkat ajaib, yang bisa merubah segala hal secara cepat. Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah :
1.      Merasakan apa yang anak rasakan.
Berada di sebuah lingkungan baru, tentu saja membutuhkan kekuatan mental. Kita saja saat berada di sebuah lingkungan kerja yang baru, pasti merasa cemas, apakah kita bisa di terima. Atau berbagai pertanyaan muncul : Jangan-jangan mereka tidak suka, jangan-jangan aku tidak bisa, dan lain-lain.
Demikian juga perasaan anak kita. Saat mereka berada di rumah, mereka merasa sangat nyaman, dikelilingi orang-orang yang mereka kenal. Maka melakukan aktifitas apapun terasa menyenangkan. Nah, saat keluar rumah, anak perlu proses adaptasi, “mengenal dan mempelajari” apa dan siapa saja yang harus mereka hadapi. Perasaan cemas dan takut pasti ada di benak mereka. Bagi anak yang kecerdasan intapersonal yang baik, pastilah cepat beradaptasi. Tapi ada beberapa anak membutuhkan proses adaptasi yang lama.
Membantu anak mengatasi rasa khawatirnya adalah lebih baik. Itulah salah satu pentingnya anak bersekolah di PAUD. Yaitu menstimulasi perkembangan sosial emosionalnya. Ajak anak berkenalan dengan guru dan teman-temannya di sekolah. Latih percaya diri mereka, dengan memuji apa yang sudah mereka lakukan. Berkomunikasi dengan guru bisa membantu. Biarkan guru banyak mengajak bicara pada anak, sehingga selain kosa kata anak berkembang, akan tumbuh rasa percaya diri pada anak., Ketika anak sudah  merasa nyaman perlaha-lahan kecemasan yang mereka rasakan akan hilang. Dan bila anak sudah mulai percaya diri di sekolah, maka akan mempermudah anak beradaptasi di lingkungan yang lain.
2.      Memahami Anak.
Anak kita bukanlah robot yang mengikuti apa yang kita katakan. Orang tua tidak perlu menuntut anak berbuat sesuatu, yang mungkin bagi mereka terasa berat. Misalnya saat akan keluar rumah, ibu menasehati mereka panjang lebar. “Nanti adik harus berani ya, gak boleh diem saja ya, dan lain-lain. Terkadang anak merasa tidak sanggup dengan semua tuntutan orang tuanya saat sudah berada di luar rumah. Yang terjadi anak malah justru diam. Ingin berbicara namun terbentur kecemasan sehingga tisak ada kata yang terucap.  Walaupun sebenarnya mereka mengamati dan merekam semua kejadian di sekolah. Dan saat di rumah, diputarlah semua rekaman yang ada. Orang bilang “Jago kandang”
Pernah ada suatu kejadian, anak tidak mau berbicara dan bergerak, karena pernah ditertawakan teman-temannya saat dia salah. Anak mengalami trauma yang mendalam, sehingga takut untuk berbuat hal yang sama. Dalam kasus ini, perlu kerjasama dengan guru di sekolah, agar percaya diri anak kembali tumbuh.

Jadi,  bersabar saja dalam sebuah proses. Memberi dukungan dengan tidak terlalu banyak menuntut. Setiap anak adalah pribadi yang unik. Meskipun perilakunya berbeda dengan teman-temannya, tidak akan selamanya seperti itu. Hanya soal waktu saja sampai anak benar-benar bisa aktif dan ceria seperti di rumah.

Oleh : Baldwine Honest G, M.Pd
Dimuat di Tribun Kaltim, Minggu, 27 Agustus 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Give Love To The Children

Give Love to the children, Children need love everyday Give love to the children, Guide them on their way Love's like a burning flame consumes all that stands in the way Love is the only power on earth to take all the hatred away GIVE LOVE TO THE CHILDREN, set the children free To make their own decisions then they will clearly see Love is the sun the moon and the stars love is a golden ring Love is the one thing the whole world desires be it beggar or king GIVE LOVE TO THE CHILDREN youth has not long to stay Love is a long term investment the best you will find any day Love like the rising sun takes all the darkness away Our children will tell their children and their childrens children will say Give love to the children they are our crock of gold and if perchance they ever stray they will come back to the fold Give love to the children the children of today Give love to the children and love will come to stay. Copied from POEMS FOR CHILDREN  by Elizabeth Quinn

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...

Memuji Anak Jangan Berlebihan

Tribun Kaltim, 22 Januari 2017 Memuji anak memang suatu hal penting, tetapi ketika memuji anak terlalu berlebihan, hal ini malah akan menimbulkan dampak buruk bagi mental dan perkembangan anak. Memuji anak adalah sebuah pekerjaan seni, bukan pekerjaan eksak yang bisa ditentukan rumusnya. Efektivitas pujian tak hanya ditentukan oleh cara kita memuji, tetapi juga dipengaruhi oleh karakter anak dalam merespon pujian. Ada anak-anak yang dipuji sedikit sudah langsung bersemangat. Ada anak yang membutuhkan banyak pujian supaya semangat. Tetapi, ada juga anak-anak yang justru jadi tak semangat kalau terlalu banyak pujian. Berikut ini beberapa tips tentang pujian kepada anak, yang diambil dari beberapa teori pendidikan : 1. Hindari memuji anak secara berlebihan Sebaiknya memuji anak secukupnya. Terlalu banyak pujian akan menjadikan pujian kurang berharga dan tidak bermakna. Anak juga jadi malas untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu sebaiknya tidak memuji mereka di d...