Langsung ke konten utama

MENGAJARKAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENYENANGKAN

Kemampuan berbahasa dan berkomunikasi merupakan kebutuhan anak. Karena dengan bahasa, anak dapat berkomunikasi dengan teman  sebaya, dan orang dewasa sehingga dapat memperoleh pengetahuan dari apapun yang dia dengar dan ucapkan.
Di usia dini, sangat baik bila anak mulai diperkenalkan dengan bahasa Inggris. Anak sedang berada pada masa “golden age”, dimana anak mampu menyerap informasi apapun dengan cepat. Dengan mengenal dan memahami kosakata dalam bahasa Inggris sejak dini, pasti akan berguna hingga mereka besar nanti.
Namun terkadang orangtua mengalami kesulitan, bagaimana mengajarkan kosa kata bahasa Inggris dengan mudah ke anak. Karena anak masih dalam kondisi banyak bergerak, dan rentang konsentrasi yang tidak bisa lama.
Ada metode pengajaran bahasa Inggris yang menyenangkan, yang bisa kita terapkan untuk anak-anak kita di rumah. Metode ini disebut metode TPR (Total Physical Response), yang dikembangkan oleh James Asher.  Metode TPR  adalah  mengenalkan kosakata bahasa Inggris dengan mudah melalui tindakan dan gerakan.
 Misalnya, saat kita mengenalkan anak tentang kosa kata berdiri (stand up), maka kita berbicara pada anak, disertai gerakan berdiri, “Stand up”. Anakpun akan mengikuti gerakan berdiri, dan menirukan “stand up”. Begitu juga dengan perintah lainnya, misalnya “ Touch your hair, please”, “Close your eyes, please”, “Open your mouth”, “Take the book,”,dan sebagainya. Bisa juga disertai lagu dan gerak.

Metode TPR menyebabkan anak tidak bosan,,  senang, tidak stress, dan menikmati belajar sambil bermain.  Dengan belajar yang menyenangkan maka anak akan tetap bersemangat. Dengan keceriaan dalam diri anak (positive mood) akan memberikan dampak yang baik bagi belajar bahasa anak. Yang terpenting adalah kreativitas kita sebagai orangtua, untuk terus menerus dan bertahap mengajarkan dengan cara menarik sehingga anak bisa memaksimalkan kemampuan belajar bahasanya. Dengan demikian akan muncul anak-anak Indonesia ke depan yang mampu dan fasih berbahasa Inggris.

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM. Minggu, 18 Mei 2014 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtua, baik peran ayah dan ibu  sangat mempengaruhi perkembangan dan kecerdasan anak. Mereka harus melibatkan diri sec

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangis, ia tidak peduli, karena ia

KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK

KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK             Afeksi adalah suatu bentuk kebutuhan cinta dan kasih sayang yang di dalamnya terdapat unsur memberi dan menerima. Afeksi dapat meliputi perasaan kasih sayang, rasa kehangatan dan persahabatan yang ditunjukkan pada orang lain. Setiap orang mempunyai kebutuhan untuk memberi dan menerima afeksi. Saat yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan afeksi adalah pada saat usia dini. Karena, kekurangan afeksi saat usia dini dapat membahayakan perkembangan anak hingga dewasa.             Seorang anak, sejak lahir membutuhkan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya. Kita sebagai orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan tersebut, dan akan lebih baik sejak anak kita berada di dalam kandungan.             Namun, bisa saja karena suatu hal, anak tidak terpenuhi kebutuhan afeksi tersebut. Bisa jadi karena orang tua mereka dalam kondisi tertekan, tidak bahagia, tidak harmonis, atau berada di lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang yang penuh