Langsung ke konten utama

MAKNA MENJATUHKAN BENDA BAGI BALITA



Menjatuhkan benda  yang sedang dipegangnya dengan sengaja,  kemudian mengamatinya adalah salah satu hal yang kerap dilakukan balita, utamanya di usia 1 hingga 3 tahun. Terkadang sambil menjatuhkan benda, anak menampakkan ekspresi tersenyum atau tertawa lucu. Tak heran perilaku ini kerap dilakukannya secara berulang-ulang. Keinginan balita untuk terus mengulangi perilaku ini dapat diartikan bahwa ada sesuatu yang menarik perhatian mereka.
Sebagian orang tua menanggapi kebiasaan tersebut sebagai sesuatu yang merepotkan. Padahal perilaku menjatuhkan benda ini jika dicermati secara mendalam justru mengandung unsur pendidikan yang cukup penting. Beberapa hal yang dapat kita ambil dari perilaku spontan balita ini antara lain :
-       Melatih indra penglihatan, pendengaran dan peraba anak. Dengan melihat, mendengarkan dan menyentuh benda-benda yang dijatuhkannya.
-       Menstimulasi kecerdasan kognitif anak, karena  melatih anak  untuk  bisa membedakan warna dan bentuk benda-benda yang dijatuhkannya. Selain itu motorik anak terangsang saat bergerak menjatuhkan atau melemparkan.
-       Melatih pemahaman anak tentang atas dan bawah. Balita akan melihat persepsi arah jatuh benda yang akan dijatuhkan dari mana ke mana.
-       Melatih pemahaman anak tentang  sebab akibat. Tindakannya terhadap benda bisa menimbulkan pengalaman menyenangkan sampai mengagetkan. Misalnya suara yang ditimbulkan pada saat benda dijatuhkan pada berbagai keringgian atau tekanan.
Adanya makna positif bagi perkembangan balita dari kebiasaannya menjatuhkan benda berpeluang menjadi sarana pendidikan yang dapat dilakukan oleh setiap orangtua, dimana orangtua terlibat dalam permainannya. Yaitu dengan memberikan benda yang aman untuk dijatuhkan, mengajak anak berkomunikasi tentang semua benda-benda yang dipegangnya, baik mengenai bentuknya, warnanya, berat dan ringannya, juga suara yang terdengar saat benda dijatuhkan. Namun perlu diperhatikan, balita terkadang menjatuhkan benda untuk melampiaskan kekesalannya. Dalam hal ini orangtua perlu mencari permasalahannya.

Karena pada dasarnya, aktivitas menjatuhkan benda dengan sengaja bagi balita  itu adalah sesuatu permainan yang  menyenangkan dan mencerdaskan.

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM. Minggu, 7 Juni 2015 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...