Langsung ke konten utama

MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK



Percaya Diri, atau percaya pada kemampuan sendiri adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang. Baik dalam pergaulan, meraih prestasi, maupun dalam karier kita. Sebagai orang tua, dan juga bagi guru prasekolah ( 1 – 6 tahun), hendaknya kita mulai menanamkan rasa percaya diri kepada anak-anak sedini mungkin.
Terkadang kata “percaya”, memang mudah diucapkan. Tapi hati kadang tidak sepenuhnya”percaya”. Saat kita bilang pada anak kita, “Mama percaya padamu, nak”. Pasti saat itu juga ada keraguan yang terbesit di pikiran kita. Namun begitu, keraguan tersebut, tidak perlu kita perlihatkan pada anak. Percayalah pada anak, maka anak akan Percaya Diri.
Rasa percaya pada anak diuji pada saat  melepas mereka ke sekolah untuk pertama kalinya (Prasekolah). Beragam keraguan dan kekhawatiran biasanya muncul. Bisakah dia tanpa saya. Kalau ada apa- apa bagaimana. Memang, sebelum kita memasukkan mereka ke sekolah, kita harus terlebih dulu mengenal  bagaimana sekolahnya, kepala sekolahnya, guru gurunya, lingkungannya, dan lain-lain. Sehingga kita percaya, bahwa mereka akan aman, dan bahwa sekolah tersebut bisa menjadi rumah kedua bagi anak. Selama kita percaya anak akan aman, maka anak pun akan merasakan hal yang sama. Namun biasanya butuh penyesuaian setidaknya dua minggu, untuk anak merasa aman dan nyaman dengan teman, lingkungan dan gurunya. Perlu kerjasama yang baik antara orangtua dan guru dalam mengembangkan rasa aman dan nyaman ini. Biasanya untuk pertama kali ada beberapa anak yang rewel, dan menangis. Namun guru biasanya punya trik tersendiri, misalnya menyimpan nomor telepon orangtuanya. Ketika anak ingat dia terpisah dengan orangtuanya,  guru  akan menelpon orangtuanya, dan meminta si anak langsung berbicara, dan akhirnya anak merasa aman, karena walaupun orangtuanya tidak berada di dekatnya, dia tetap merasa dekat. Beri pujian apabila memang anak bisa mandiri,  misalnya dengan memberi bintang, jempol, dan lain-lain.
Untuk mengembangkan rasa percaya diri anak, maka biarkan mereka bebas berkreasi dan berkarya. Selain untuk melatih motorik halus dan kasarnya, juga akan mengembangkan imajinasi, daya pikir, dan rasa percaya dirinya. Tapi tentu saja sebagai orangtua atau guru, kita harus memfasilitasi kegiatan ini. Tidak perlu sesuatu yang mahal, dari bahan-banan yang sederhana dan ada disekitar kitapun bisa kita gunakan. Contoh kegiatan ini misalnya mewarnai, kolase, bermain balok, plastisin, bermain pasir atau bermain air.  Dan juga kegiatan yang menggunakan anggota geraknya, misalnya menari, menyanyi, bermain musik, bermain peran dan lain-lain.  Berikan pujian atau aplaus dari setiap karya yang sudah diciptakannya.
Terus tumbuhkan rasa percaya diri anak, dengan mengatakan, “Kamu Bisa, nak..”. Bila awalnya belum bisa, pasti lama kelamaan mereka percaya, bahwa mereka bisa bila terus mencoba. 
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mengembangkan rasa percaya diri anak yaitu, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti berbagai  lomba. Selain melatih rasa mandiri dan percaya diri pada anak, juga melatih rasa kita untuk percaya pada kemampuan anak. Tidak perlu terlalu khawatir tentang kekalahan atau kemenangan. Bisa berani tampil dengan kemampuan terbaiknya, sudah merupakan prestasi tersendiri.  Beri pujian akan usaha yang telah dilakukannya, dan berikan pengertian bahwa kalah bukanlah sesuatu yang  negatif. Banyak yang bisa dipelajari  dari banyak pengalaman. Dan apabila ternyata menang, beri pengertian, bahwa itu adalah bonus dari segala usahanya, sehingga anak tidak menjadi sombong.
Di waktu luang, ajak anak berbicara, mengenai apa saja. Biarkan mereka bercerita. Kita dengarkan, memberi penjelasan, dan memberi motivasi pada anak.  Dengan kegiatan ini,  anak akan merasa selalu dihargai, dan pasti akan lebih percaya diri dan bersemangat.

Rasa percaya diri dan kesuksesan merupakan dua hal yang bersifat timbal baik. Rasa percaya diri yang baik akan mendorong kita meraih kesuksesan. Sebaiknya, kesuksesan akan menumbuhkan rasa percaya diri. Biarkan benih-benih bangsa kita tumbuh dengan Percaya diri, dan kesuksesan akan menyertainya. 

by : Baldwine Honest 

( Dimuat di Harian Balikpapan Pos, Minggu, 24 Juli 2016 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Give Love To The Children

Give Love to the children, Children need love everyday Give love to the children, Guide them on their way Love's like a burning flame consumes all that stands in the way Love is the only power on earth to take all the hatred away GIVE LOVE TO THE CHILDREN, set the children free To make their own decisions then they will clearly see Love is the sun the moon and the stars love is a golden ring Love is the one thing the whole world desires be it beggar or king GIVE LOVE TO THE CHILDREN youth has not long to stay Love is a long term investment the best you will find any day Love like the rising sun takes all the darkness away Our children will tell their children and their childrens children will say Give love to the children they are our crock of gold and if perchance they ever stray they will come back to the fold Give love to the children the children of today Give love to the children and love will come to stay. Copied from POEMS FOR CHILDREN  by Elizabeth Quinn

Memuji Anak Jangan Berlebihan

Tribun Kaltim, 22 Januari 2017 Memuji anak memang suatu hal penting, tetapi ketika memuji anak terlalu berlebihan, hal ini malah akan menimbulkan dampak buruk bagi mental dan perkembangan anak. Memuji anak adalah sebuah pekerjaan seni, bukan pekerjaan eksak yang bisa ditentukan rumusnya. Efektivitas pujian tak hanya ditentukan oleh cara kita memuji, tetapi juga dipengaruhi oleh karakter anak dalam merespon pujian. Ada anak-anak yang dipuji sedikit sudah langsung bersemangat. Ada anak yang membutuhkan banyak pujian supaya semangat. Tetapi, ada juga anak-anak yang justru jadi tak semangat kalau terlalu banyak pujian. Berikut ini beberapa tips tentang pujian kepada anak, yang diambil dari beberapa teori pendidikan : 1. Hindari memuji anak secara berlebihan Sebaiknya memuji anak secukupnya. Terlalu banyak pujian akan menjadikan pujian kurang berharga dan tidak bermakna. Anak juga jadi malas untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu sebaiknya tidak memuji mereka di d...

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...