Langsung ke konten utama

BELAJAR LEWAT MUSIK, LAGU, DAN TARIAN

Dunia anak sangat dekat dengan Musik, Lagu, dan Tarian. Karena dengan Musik, Lagu, dan Tarian, anak-anak bisa lebih ceria dan senang dalam belajar dan bermain, juga  lebih cepat menangkap informasi sekitar, ilmu-ilmu baru, dan kecakapan berbahasa. Musik mengasah otak kanan, merangsang imajinasi dan kreatifitas anak.
Berikut beberapa permainan menyenangkan untuk anak yang berhubungan dengan Musik, Lagu, dan Tarian.
1.      Belajar Mendengar, dengan bernyanyi bersama.
Anak-anak suka bernyanyi bersama.  Ajak mereka untuk mendengarkan musik bersama (dengan mendengarkan lagu dari kaset di tape recorder, atau bisa juga, kita memainkan alat musik, seperti gitar, piano, keyboard) dan bernyanyi bersama mereka.   Anak belajar untuk memperhatikan perbedaan pada bunyi-bunyian. Terutama nada, melody, dan irama dari suatu bunyi. Anak juga diajak untuk menikmati kegiatan ini.  Anak akan belajar dengan baik jika mereka  mempraktekkannya.

2.       Membuat alat musik.
Anak-anak dapat menikmati musik, walaupun mereka tidak tahu kata-katanya. Dengan membuat alat musik sendiri, mereka merasa menjadi bagian dari musik itu sendiri. Mengisi botol, kaleng, atau karton bertutup dengan biji kering, kacang polong, beras, kerikil atau pasir. Kemudian menggoyangkannya, maka akan dihasilkan beraneka macam bunyi. Goyangkan untuk memastikan bunyinya bagus. Bernyanyi bersama dengan anak dengan alat musik tersebut, maka anak akan menikmati indahnya musik.  

3.      Lingkaran Musik.
Permainan lingkaran musik punya sejarah yang sangat tua. Banyak yang berawal dari tarian tradisional, misalnya tarian untuk meminta kesuburan tanah atau kembalinya matahari musim panas. Permainan ini dimulai dengan membentuk lingkaran. Anak-anak berpegangan tangan, membentuk lingkaran, dan mulai menyanyikan lagu:
“Lingkaran Besar, lingkaran besar,.. Lingkaran kecil. Lingkaran lingkaran besar, ..lingkaran kecil”.
Saat mengatakan “lingkaran kecil”, anak-anak saling merapat membentuk lingkaran kecil. Selain lingkaran kecil, anak-anak juga bisa membentuk lingkaran pecah (anak-anak saling melepaskan tangan), atau lingkaran jongkok (sambil berjongkok) atau lingkaran lompat (sambil melompat).
Lagu-lagu berima dalam permainan ini mendorong anak-anak untuk mencari bunyi yang membentuk kata dan nada. Ini adalah ketrampilan yang sangat penting untuk membaca dan menghargai musik.

4.      Permainan Tepuk tangan.
Permainan tepuk tangan ini baik untuk membentuk sebuah irama. Selain itu, permainan ini juga baik, untuk antisipasi dan meningkatkan kelenturan tangan.
Kita bisa menyanyikan lagu apa saja dengan bertepuk tangan. Atau lagu yang biasa dinyanyikan dengan bertepuk :
Kalau kau suka hati tepuk tangan, gerakan : tepuk tangan dua kali.
Kalau kau suka hati tepuk tangan, gerakan : tepuk tangan dua kali.
Kalau kau suka hati tepuk tangan, gerakan : tepuk tangan dua kali.
Kalau kau suka hati, mari kita lakukan, kalau kau suka hati tepuk tangan, gerakan : tepuk tangan dua kali.

5.      Ayo menari !

Ini merupakan permainan yang membuat tertawa dan bersemangat. Permainan ini juga mengajarkan anak untuk mengikuti dan menyesuaikan diri dengan orang lain yang menyerupai penari. Anak belajar untuk berpikir secara hati-hati mengenai cara dirinya bergerak, mengerti tanda dari gerakan orang lain, dan bergerak seiring dengan gerakan orang lain.

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 8 Desember 2013 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...