Langsung ke konten utama

PERILAKU ANAK KITA

Perilaku anak kita, terjadi karena perpaduan dari "nature" dan "nurture". Bakat merupakan faktor "nature". Sejak bayi, mereka sudah membawa "bakat" tertentu yang kemudian dapat berkembang atau tidak berkembang, bergantung dari stimulasi yang diberikan lingkungan.
Bakat dapat diumpamakan sebagai bibit pohon. Bibit adalah sesuatu yang masih sangat mendasar. Bibit tersebut dapat menjadi pohon yang berbuah atau tidak berbuah, tergantung dari beberapa faktor. Pupuk dengan kualitas prima, penyiraman dengan tepat, sinar matahari yang cukup merupakan faktor-faktor yang menstimulasi bibit tersebut.
Bibit adalah faktor "nature", sementara pupuk, air, dan sinar matahari merupakan faktor "nurture". Bibit yang baik, kalau tidak dipupuk, tidak disiram, dan tidak diberi sinar matahari, ya tidak akan menjadi bibit yang baik dan tidak berbuah.
Jadi selain mengetahui bakat anak, penting juga bagi kita untuk memperhatikan faktor "nurture" yang tepat bagi anak-anak, yaitu Stimulasi dan Lingkungan. Stimulasi merupakan segala macam hal yang kita berikan kepada anak. Bisa merupakan pola asuh ataupun pendidikan kepada anak. Lingkungan juga ikut berpengaruh terhadap perkembangan karakter dan kecerdasan anak.
"Semua hal-hal yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula". Seorang anak akan menjadi baik jika dididik dengan cara yang baik. Begitupun sebaliknya, jika dididik dengan cara yang kurang baik maka anak menjadi tidak baik.
Semoga catatan ini bermanfaat…..

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 2 Februari 2014 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtu...

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangi...

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...