Langsung ke konten utama

MENGAJARKAN ARTI MENGHORMATI

Mengajarkan tentang arti menghormati dan tata karma kepada anak adalah sangat penting dalam perkembangan karakter dasar anak. Pertama-tama, anak harus belajar tentang sikap : penuh pengertian, sopan, dan baik hati , untuk memahami bahwa orang lain punya perasaan yang serupa dengan perasaannya sendiri.
Mengajarkan rasa hormat pada anak di rumah adalah awal dan dasar, sebelum mengharapkannya menunjukkan rasa hormat di dunia luar. Memulai dengan membahas “Aturan Emas” dengan si kecil, yaitu memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan. Ada baiknya juga dijelaskan bahwa “Aturan Emas” itu juga berarti bersikap baik pada seseorang agar mereka balas bersikap baik pada kita.
Selain itu, kita perlu mempraktekkan apa yang kita ajarkan, dan ini berarti kita adalah model bagi anak kita, untuk selalu mengingat tata karma. Tunjukkan pada anak seperti apa rasanya bersikap baik dan ramah pada orang lain serta berkata “silakan”,  dan “terima kasih” setiap kali keadaan mengharuskan demikian. Sertakan kata-kata ini ketika berbicara dengan anak, ditambah “maaf”, “permisi”, dan “sama-sama”. Jangan lupa memuji si kecil setiap kali mereka menggunakan kata-kata tersebut.
Yang paling penting, anak perlu belajar bersikap penuh pengertian pada dirinya sendiri. Ajarkan pada mereka bahwa memberitahu seseorang tentang apa yang disukai atau tidak disukainya itu sama sekali buka masalah (misalnya : “Tidak, terima kasih, saya tidak suka jus mangga”) atau membela diri jika anak-anak lain mencoba memanfaatkan mereka (misalnya : “Kamu boleh memakai bolaku kalau aku sudah selesai main, atau ayuk kita main bersama-sama”)

Manfaat mengajarkan rasa hormat dan sopan santun pada anak sangatlah besar. Kita bukan saja ikut menjadikan dunia ini lebih baik dan sopan, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri anak. Hanya saja, jangan mengharapkan mereka langsung bisa bersikap sempurna. Anak-anak membutuhkan waktu untuk menjadi seseorang yang penuh hormat dan pengertian.

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 30 Juni 2013 )

by : Baldwine Honest Gunarto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...