Pada prinsipnya, sejak anak dilahirkan
di dunia sudah melakukan proses belajar. Ketika anak ingin tahu tentang macam
warna, nama tempat, mengenal orang, dan lain-lain, maka itulah yang disebut
proses belajar. Saat anak memasuki bangku
Sekolah Dasar, belajar terkadang menjadi sesuatu yang menakutkan dan
dihindari. Anak terkadang malas belajar karena merasa mendapat sesuatu beban
yang berat, dan akhirnya terjadilah suatu pemaksaan. Tentu saja hal ini sangat
menghambat perkembangan anak.
Perlu
dipahami, bahwa sesungguhnya Belajar itu
adalah suatu kebutuhan dan hak anak.
Orangtua perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan wajib
mendorong anak senang belajar. Langkah
pertama adalah menerima anak apa adanya. Anak adalah sosok muda yang
membutuhkan bimbingan agar menjadi dewasa. Setiap anak mempunyai karakter dan
keunikan yang berbeda. Orangtua yang baik akan menerima anak dengan segala
bentuk kelebihan dan kekurangannya. Komunikasi dengan anak harus terjalin
dengan baik. Tanyakan pada anak, apabila mereka mengalami kesulitan atau masalah selama mereka di sekolah, dan berikan
solusinya.
Langkah
selanjutnya adalah menciptakan rasa aman dan menyenangkan bagi anak ketika di
rumah sehingga anak tidak merasa terbebani untuk belajar. Kesenangan dalam
belajar membuat anak akan melakukan eksplorasi dan eksperimen sebagai
aktualisasi potensi diri. Orangtua semestinya memahami keinginan fisik dan
psikis anak, sehingga anak tak hanya sukses dalam memperoleh angka yang baik di
sekolah, tetapi secara lebih jauh potensi yang terpendam dalam diri anak bisa
diaktualisasikan dengan baik.
Mengatur
jam belajar dan istirahat anak. Menentukan jam belajar adalah ketika anak sedang
tidak dalam kondisi capek, karena kegiatan belajar menjadi tidak optimal. Diusahakan
setiap harinya, ada jam anak untuk beristirahat. Buatlah jadwal belajar bersama
anak. Orangtua perlu mengarahkan anak untuk konsisten dan disiplin menjalani
jam belajarnya. Tentu saja, fleksibilitas juga penting.
Menyediakan ruang
belajar yang nyaman. Ruang belajar yang baik adalah dengan pencahayaan yang
cukup, agar mata tidak mudah lelah dan terhindar dari kerusakan.
Setiap anak memiliki
satu tipe gaya belajar yang menonjol, dan orangtua harus mengetahui jenis gaya
belajar anaknya. Ada anak yang mudah menerima pelajaran dengan mendengarkan
(auditori), ada anak yang mudah memahami pelajaran dengan melihat (visual),
selain itu ada pula anak yang lebih mudah praktik langsung apa yang didengar
atau dilihat (kinestetis). Anak yang
belajar dengan gayanya akan lebih maksimal.
Dampingi anak untuk
mengulang pelajaran. Bentuk pendampingan pada masing-masing tahapan usia
tidaklah sama, bergantung pada kemandirian anak. Orangtua harus selalu siap memberikan bantuan
kala anak membutuhkan, tapi jangan sampai membuat anak tergantung. Berikanlah
bantuan seperlunya. Ada kalanya anak hanya membutuhkan motivasi untuk
memecahkan masalahnya sendiri.
Sediakan banyak buku
bacaan, dan tumbuhkan minat baca anak. Buku mempunyai pengaruh yang cukup besar
untuk berkembangnya minat belajar anak. Beragam buku yang tersedia di rumah
mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan belajar anak.
Belajar menjadi asyik
dengan metode Mind Map, maka kita bisa membuat Mind Map dari materi pelajaran
dengan anak, sehingga anak bisa lebih mudah menghafal dan memahami. Mind Map
adalah peta pikiran yang dibentuk oleh kata, warna, dan gambar.
Dan terakhir, orangtua
harus menghargai kecerdasan, minat dan bakat anak. Setiap anak mempunyai
keunikan masing-masing. Anak akan merasa dirinya nyaman dan aman dalam belajar
ketika sesuai dengan minatnya. Sikap orangtua yang menghargai minat dan bakat anak
berdampak pada prestasi belajar anak, namun jangan jadikan rangking kelas sebagai
satu-satunya ukuran kecerdasan. Apabila anak sudah rajin belajar dan
menunjukkan keseriusan, tapi belum menampakkan prestasi atau kemampuan yang
menonjol, maka jangan sekali-sekali memojokkan anak. Ini tentu ada yang salah.
Mungkin karena guru salah metodologi mengajar, dan tidak sesuai gaya belajar
anak. Disinilah peran orangtua sangat dibutuhkan. Anak –anak mempunyai jenis
kecerdasan yang berbeda-beda. Orangtua
yang bisa menyingkap semua itu. Kasih sayang orangtua bisa untuk menguak
potensi anak yang terpendam. Setiap anak itu cerdas, dan Setiap anak berhak
belajar, untuk menjadikan mereka bintang.
by : Baldwine Honest Gunarto
(
Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM. Minggu, 13 Juli 2013 )
Setuju banget kalau setiap anak itu berhak belajar, karena belajar merupakan 'self generating'..
BalasHapus