Langsung ke konten utama

BELAJAR SABAR DARI ALAM

Kesabaran,  bisa diartikan suatu keadaan dimana kita bisa dengan  lapang hati menerima  suatu proses kejadian, tanpa mengeluh ataupun menggerutu.  Sikap sabar, adalah sikap positif yang bisa kita tanamkan ke anak-anak. Bahwa  ada hal-hal dalam kehidupan yang membutuhkan waktu dan proses. Misalnya, sabar saat antri, sabar menunggu giliran,  sabar menunggu hari  istimewa,  dan lain-lain.   
Salah satu cara terbaik untuk mengajari anak-anak tentang berjalannya waktu adalah menanam tumbuhan tertentu, dan mengamati perkembangannya. Merawat dan memupuk sebuah tanaman kecil, menantikan munculnya kecambah baru, memberi anak-anak cara yang konkrit untuk mulai memahami berjalannya waktu. Munculnya benda hidup ke dunia menjadi kejadian yang mengasyikkan dan mengajari anak-anak bahwa menumbuhkan itu butuh proses dan waktu, dan alam tidak bisa diburu.
Contohnya, adalah, mengajak anak menanam tomat di rumah. Setiap hari dirawat, dipupuk, disiram, dan diamati perkembangannya. Sampai ketika menjadi semakin besar, maka kita sanggah tanaman-tanaman itu agar tidak roboh. Anak-anak biasanya, akan bertanya, kapan tomat itu akan berbuah. Kita pun bisa menjelaskan, bahwa kita harus bersabar. Ketika  akhirnya tomat itu berbuah dan matang, biarkan anak yang memetiknya.
Anak-anak biasanya kegirangan dengan pertumbuhan bertahap dari tanamannya, dan memperhatikan perubahan-perubahan kecil yang terjadi. Mereka tahu bahwa tomatnya akan muncul pada waktunya, tetapi bukan itu sasarannya. Mereka sedang menikmati siklus kehidupan tanaman tersebut.
Jenis tanaman yang kita tanam, bisa beragam, tergantung media yang tersedia. Bisa berupa papaya, belimbing, cabai, terong, bunga mawar, dan lainnya.
Dengan memperhatikan tanaman-tanaman itu berubah dari hari ke hari, saat tumbuh sampai berbuah, akan sangat mengasyikkan bagi anak. Kita dampingi mereka dan kita jelaskan, bahwa suatu proses waktu membutuhkan kesabaran.
Selain tanaman, bisa juga kita ajak anak mengamati proses tumbuhnya binatang peliharaan kesayangan, proses terjadinya es batu, proses pergantian siang-malam, dan lain-lain
Alam memang mengajarkan kita banyak hal, termasuk tentang kesabaran.


by Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 1 September 2013 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...