Langsung ke konten utama

MENDIDIK ANAK TAK BISA SENDIRI


 Terinspirasi dari ungkapan “'It takes a village to raise a children”, bahwa kita tidak bisa sendirian mendidik dan membesarkan anak-anak kita. Kita membutuhkan bantuan banyak orang untuk melakukannya. Kakek, nenek, seluruh keluarga besar, lingkungan sekitar tempat tinggal, dam tentu saja guru-guru di sekolah. Memang untuk bisa sukses mendidik anak, diperlukan kerjasama antara banyak pihak. Bagaimanapun, pendidikan karakter memang dimulai dari rumah, sedangkan pendidikan sosialisasi dimulai dari lingkungan rumah tinggal, dan kemudian stimulasi semua aspek perkembangan anak didukung oleh sekolah.
Dalam bentuk apa saja keterlibatan yang dibutuhkan oleh pihak sekolah dari orangtua?
Pertama adalah berkenalan dengan guru.  Guru di sekolah pasti akan senang sekali bisa berkenalan langsung dengan wali muridnya. Mintalah kontak pribadi mereka, seperti nomer telepon. Sempatkan untuk mengobrol apabila ada waktu, sekedar menanyakan kemajuan pendidikan si kecil, Pasti akan lebih baik apabila pendidikan di sekolah sinkron dengan apa yang diajarkan di rumah.
Kedua yaitu mendorong terjalinnya persahabatan diluar jam sekolah. Seringkali anak-anak tidak mempunyai waktu yang cukup untuk bermain bersama teman-teman sekelas pada saat jam sekolah berlangsung. Disinilah peran orangtua diperlukan untuk mendorong anak agar mereka bisa menjalin persahabatan juga di luar jam sekolah dengan teman-teman sekolahnya.
Yang ketiga adalah terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan di sekolah. Luangkan waktu kita untuk terlibat dalam beberapa kegiatan sekolah. Biasanya di sekolah ada Rapat Komite yang dilakukan sebulan sekali. Selain bersilaturahmi dengan orangtua lain dan para guru, diskusi dan evaluasi tentang kegiatan sekolah adalah penting untuk mengetahui program-program sekolah.

Ketika orangtua terlibat dengan pendidikan di sekolah secara langsung, maka kita telah menjadi bagian kesuksesan si kecil nantinya. Selain itu, guru  juga akan berterimakasih pada orangtua karena komunikasi yang ada bisa meringankan tugas guru. Suatu hari nanti, anak-anak akan berterima kasih kepada kita karena telah menjadi orangtua yang baik.

by : Baldwine Honest, M.Pd

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM. Minggu, 31 Juli 2016 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Give Love To The Children

Give Love to the children, Children need love everyday Give love to the children, Guide them on their way Love's like a burning flame consumes all that stands in the way Love is the only power on earth to take all the hatred away GIVE LOVE TO THE CHILDREN, set the children free To make their own decisions then they will clearly see Love is the sun the moon and the stars love is a golden ring Love is the one thing the whole world desires be it beggar or king GIVE LOVE TO THE CHILDREN youth has not long to stay Love is a long term investment the best you will find any day Love like the rising sun takes all the darkness away Our children will tell their children and their childrens children will say Give love to the children they are our crock of gold and if perchance they ever stray they will come back to the fold Give love to the children the children of today Give love to the children and love will come to stay. Copied from POEMS FOR CHILDREN  by Elizabeth Quinn

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...

Memuji Anak Jangan Berlebihan

Tribun Kaltim, 22 Januari 2017 Memuji anak memang suatu hal penting, tetapi ketika memuji anak terlalu berlebihan, hal ini malah akan menimbulkan dampak buruk bagi mental dan perkembangan anak. Memuji anak adalah sebuah pekerjaan seni, bukan pekerjaan eksak yang bisa ditentukan rumusnya. Efektivitas pujian tak hanya ditentukan oleh cara kita memuji, tetapi juga dipengaruhi oleh karakter anak dalam merespon pujian. Ada anak-anak yang dipuji sedikit sudah langsung bersemangat. Ada anak yang membutuhkan banyak pujian supaya semangat. Tetapi, ada juga anak-anak yang justru jadi tak semangat kalau terlalu banyak pujian. Berikut ini beberapa tips tentang pujian kepada anak, yang diambil dari beberapa teori pendidikan : 1. Hindari memuji anak secara berlebihan Sebaiknya memuji anak secukupnya. Terlalu banyak pujian akan menjadikan pujian kurang berharga dan tidak bermakna. Anak juga jadi malas untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu sebaiknya tidak memuji mereka di d...