Langsung ke konten utama

PENUHI KEBUTUHAN ANAK



            Anak  adalah anugrah terindah dan harta paling berharga yang kita miliki. Memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan menjadi orangtua yang baik bagi mereka adalah pilihan yang tepat.  Untuk mengetahui apa saja kebutuhan anak, kita bisa belajar dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
Menurut Abraham Maslow, kebutuhan manusia pada dasarnya ada lima tingkatan. Pertama, kebutuhan fisiologikal (physiological needs).  Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar setiap manusia. Sebagai orangtua, kita harus memenuhi kebutuhan fisiologis anak, diantanya dengan memberikan makanan dan minuman bergizi, pakaian dan lingkungan rumah yang nyaman.
Kebutuhan kedua adalah  kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, yaitu kita melindungi mereka dari penyakit (dengan menjaga kebersihan lingkungan, dan imunisasi), melindungi dari bahaya, dan lain-lain.  Perlindungan psikologis,  yaitu kita melindungi mereka dari hal-hal yang bisa mempengaruhi kondisi jiwanya. Misalnya, mengajarkan saat menghadapi rasa takut, mengajarkan percaya diri di lingkungan baru, dan lain-lain.
            Kebutuhan akan kasih sayang (love needs); adalah kebutuhan ketiga yang harus  kita berikan. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan. Berikan kasih sayang kita kepada anak dengan tulus, dengan bahasa cinta yang mereka bisa pahami. Bahasa cinta biasanya sudah dimiliki secara otomatis pada setiap orangtua. Melalui sentuhan, pelukan, dan kata-kata lembut, anak sudah memahami bahwa mereka dicintai dan disayangi.
Kebutuhan keempat adalah Kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari orang lain.  Orangtua harus memberikan mereka pembelajaran nilai-nilai karakter. Sehingga mereka bisa percaya diri, mandiri, empaty, dan bangga terhadap diri mereka sendiri.  Selalu apresiasi apapun yang sudah anak capai. Dan jangan sekali-kali memberikan label yang negatif, karena akan mempengaruhi rasa percaya diri mereka saat mereka dewasa.
Kebutuhan terakhir menurut Maslow adalah Kebutuhan  aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.  Setiap anak adalah unik dan mempunyai potensi. Tinggal bagaimana orangtua bisa menstimulasi potensi yang ada di setiap anak, sehingga mereka kelak menjadi bintang di bidangnya masing-masing.
Selain kelima kebutuhan tersebut, jangan lupakan, kebutuhan spiritual anak. Anak butuh untuk selalu dekat dengan sang pencipta. Ajarka nilai –nilai keagamaan sejak dini, baik melalui ajaran, tindakan dan teladan yang baik.

Menjadi orangtua yang baik adalah pilihan. Berikan yang terbaik untuk anak-anak kita, dan biarkan mereka menjadi bintang terbaik yang bermanfaat bagi semesta.

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM. Minggu, 30 Oktober 2016 )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtu...

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangi...

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...