Langsung ke konten utama

AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA



Tanggal 28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa : Indonesia. Demikianlah isi Sumpah Tersebut. Semangat Nasionalisme, Persatuan, Kesatuan, dan cinta bangsa yang begitu besar, terasa apabila mendengar isi sumpah tersebut.
Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa yang sangat  beragam : agama, etnisitas, dan budaya. Namun, keberagaman itu merupakan potensi yang luar biasa kalau kita bisa menghimpunnya melalui prinsip Bhineka Tunggal Ika, Walaupun berbeda-beda, tapi tetap satu : Indonesia.
Dengan rasa Nasionalisme yang tinggi, maka prinsip Bhineka Tunggal Ika tersebut bisa terwujud. Dan rasa Nasionalisme tersebut, hendaknya mulai ditanamkan sejak usia dini, dimana benih-benih bangsa yang bersih sedang tumbuh.
Dimulai dari Mengajarkan Bahasa Indonesia yang baik, sopan, dan benar kepada anak.  Bahwa Bahasa Nasional Negara kita adalah Bahasa Indonesia.  Bisa kita ajarkan dengan mengajak anak  berbicara Bahasa Indonesia yang baik, Membacakan dongeng , bernyanyi, atau menerangkan segala hal dengan bahasa yang baik.
Memperkenalkan anak akan beragam suku dan budaya yang ada di Indonesia. Bisa dengan membaca buku, lewat internet, atau langsung mengajak mereka jalan-jalan kalau memang dana nya ada. Menjelaskan ragam tarian, baju daerah, maupun rumah adat yang berbeda-beda. Dan menjelaskan, betapa Indonesia kaya akan banyak budaya. Bila seorang guru, bisa dengan mengadakan lomba busana daerah, misalnya saat acara Hari kartini. Bisa juga mengajarkan tariannya langsung ke anak-anak. Menjelaskan kepada anak beragam bahasa daerah, lagu dan alat musik yang ada di Indonesia. Dan yang penting, menanamkkan jiwa saling menghormati, dalam perbedaan.
Menunjukkan  kepada anak  tentang indahnya Alam Indonesia , yang kaya akan bahan tambang, suaka maupun margasatwanya . Ajak anak ke tempat pariwisata yang indah, dimulai yang terletak dekat tempat tinggal. Misalnya laut, pantai, dan gunung.  Bisa juga lewat internet ataupun media lainnya. Dengan mensyukuri keindahan alam, maka rasa cinta tanah airnya bisa terpupuk.
Menjelaskan anak tentang perbedan agama dan tempat ibadah, dan menanamkan jiwa saling menghormati antar umat beragama. Karena setiap ajaran agama pasti baik.
Bila sejak dini rasa Nasionalisme sudah tertanam dan menjiwai benih-benih bangsa,  maka mereka akan selalu berkata di hati dan lisan mereka : AKU BANGGA MENJADI ANAK  INDONESIA.

(Dimuat di Harian Tribun Kaltim, Selasa, 30 Oktober 2012)




by : Baldwine Honest Gunarto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtua, baik peran ayah dan ibu  sangat mempengaruhi perkembangan dan kecerdasan anak. Mereka harus melibatkan diri sec

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangis, ia tidak peduli, karena ia

KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK

KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK             Afeksi adalah suatu bentuk kebutuhan cinta dan kasih sayang yang di dalamnya terdapat unsur memberi dan menerima. Afeksi dapat meliputi perasaan kasih sayang, rasa kehangatan dan persahabatan yang ditunjukkan pada orang lain. Setiap orang mempunyai kebutuhan untuk memberi dan menerima afeksi. Saat yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan afeksi adalah pada saat usia dini. Karena, kekurangan afeksi saat usia dini dapat membahayakan perkembangan anak hingga dewasa.             Seorang anak, sejak lahir membutuhkan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya. Kita sebagai orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan tersebut, dan akan lebih baik sejak anak kita berada di dalam kandungan.             Namun, bisa saja karena suatu hal, anak tidak terpenuhi kebutuhan afeksi tersebut. Bisa jadi karena orang tua mereka dalam kondisi tertekan, tidak bahagia, tidak harmonis, atau berada di lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang yang penuh