Dalam kehidupan sehari-hari,
“memilih” atau “mengambil keputusan “ adalah satu hal yang harus dilakukan. Itulah sebabnya hal tersebut harus kita
ajarkan kepada anak sejak dini.
Sebenarnya seorang anak sudah belajar mengambil keputusan secara alami,
misalnya anak sudah mampu memilih jenis mainan atau kue yang diinginkannya.
Yang harus kita lakukan sebagai orangtua atau guru adalah mengasah kemampuan
anak untuk mengambil keputusan sehingga anak mampu membedakan mana keputusan
yang baik baginya dan sebaliknya. Pengalaman
dini dalam membuat pilihan dan keputusan dapat menolong anak untuk
mengembangkan kemampuannya mengambil keputusan sekaligus tanggung jawab yang
harus diembannya.
Kita harus melatih anak membuat
keputusasn yang baik, namun tetap memperhatikan batasan dari tiap aspek
kehidupan anak. Misalnya mereka boleh mengambil keputusan mengenai
barang-barang kebutuhannya, sambil kita arahkan apakah barang tersebut memang
dibutuhkan atau tidak. Mereka juga bisa
memilih kegiatan yang harus mereka lakukan, namun harus dengan perjanjian dan
ketentuan yang disepakati, untuk melatiih disiplin pada anak. Ada hal-hal yang memang wajib dilakukan,
namun ada hal-hal yang menjadi pilihan.
Masalah ibadah adalah wajib, dan ini harus dijadikan sebuah pembiasaan
yang tidak bisa tidak. Namun seperti menonton TV atau main game, kita bisa
membuat kesepakatan dengan anak. Kuncinya adalah di komunikai, pendekatan, dan
bahasa yang kita gunakan. Kita bisa jelaskan mengapa dibuat aturan yang
demikian.
Setiap orangtua pasti menginginkan
anaknya menjadi anak yang penurut, namun bukan berarti mereka pasif dan tidak
punya daya untuk memilih apapun. Biarkan mereka mempunyai prinsip, punya
pendapat dan ide, sehingga rasa percaya diri akan muncul dalam diri
anak. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter yang baik, dan mempunyai
sifat kepemimpinan yang baik.
Seperti dalam buku Kahlil Gibran “Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra putri
sang Hidup, yang rindu akan dirinya
sendiri. Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau, mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu. Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu, sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.. “
namun jangan sodorkan pemikiranmu, sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.. “
by : Baldwine Honest Gunarto
(Dimuat
di Harian Tribun Kaltim, Minggu, 13 Desember 2015)
Komentar
Posting Komentar