Langsung ke konten utama

Ajarkan Makna Idul Adha kepada Anak

              


              Setiap tahun, umat muslim seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijah. Ada dua ibadah penting yang dilaksanakan, yang pertama adalah menyembelih hewan qurban, dan yang kedua adalah melaksanakan ibadah haji di Mekkah. Oleh karena itu, Idul Adha juga disebut Hari Raya Qurban, atau Lebaran Haji. Seperti halnya Idul Fitri, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan sholat Id pada saat Idul Adha.
            Makna apa saja yang bisa kita ajarkan kepada anak tentang hari raya Idul Adha ini?. Ada banyak, yaitu tentang rasa syukur, perilaku takwa, ikhlas, sabar, dan ketaatan kepada Allah.
            Pada hari itu, banyak hewan qurban, diantaranya kambing dan sapi yang disembelih. Penting kita jelaskan, bahwa penyembelihan tersebut menggambarkan ketaatan dan kesabaran dari Nabi Ibrahim AS, yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengurbankan anaknya, yaitu Ismail. Karena rasa taat penuh dari nabi Ibrahim, maka atas ijin Allah, yang menjadi qurban bukanlah nabi Ismail, melainkan tergantikan oleh seekor domba.
            Mengajarkan perilaku taat, takwa, dan ikhlas tidak bisa secara instan, melainkan harus ditanamkan melalui proses pembiasaan. Di beberapa sekolah, biasanya ada infaq sukarela dari wali siswa, untuk bisa dibelikan seekor atau lebih hewan qurban. Hewan qurban tersebut bisa diserahkan bersama-sama ke masjid. Ini salah satu pembelajaran tentang qurban. Apabila orangtua yang mampu, dan bisa membeli hewan qurban sendiri, ajak anak untuk bersama-sama menyerahkan ke masjid, dan dijelaskan untuk apa hewan qurban tersebut. Ini dilakukan karena kita taat dan takwa terhadap perintah Allah (seperti yang disebutkan di Alqur’an di surah Al Kautsat dan surah Al Hajj ayat 36 dan 37).
            Hewan-hewan qurban setelah dipotong, akan dibagikan kepada yang berhak, dan sebagian kita makan sendiri. Penjelasan terhadap hal tersebut, mengakarkan anak tentang bahagianya berbagi. Sebagian daging yang kita terima, bisa kita masak dan makan bersama, maka akan terasa rasa syukur yang luar biasa.

            Banyak makna Hari Raya Idul Adha. Sejak saat pembelian hewan qurban, saat takbir bersama menjelang hari raya, saat sholat Ied, sampai pemotongan dan pembagian hewan qurban. Rasa sabar, takwa, taat, ikhlas, dan penuh syukur akan tertanama di hati anak-anak kita, dan akan terbawa hingga mereka dewasa.

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 13 Oktober 2013 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...