Langsung ke konten utama

SAAT ANAK MERASA TAKUT


            Imajinasi anak semakin berkembang di saat anak berusia 2 tahun.  Mereka ,menjadi cepat takut terhadap sesuatu yang terkadang tidak rasional. Kebanyakan anak takut akan gelap dan suara guntur. Derajat ketakutan setiap anak berbeda-beda, dan ini merupakam proses salami yang normal dijalani masing-masing anak.
            Karena sifat anak yang peniru, umumnya rasa takut anak karena terpengaruh dari rasa takut orangtuanya. Apabila kita berusaha menunjukkan bahwa kita tidak takut atau cemas terhadap apapun, maka anak juga akan merasa nyaman. Berusaha juga untuk menginstropeksi diri, karena rasa tidak aman dan ketakutan anak dapat timbul dari sikap dan perilaku atau konflik orangtua.
            Walaupun terkadang tidak rasional, namun kita harus bisa merasakan apa yang dirasakan anak, dan membantu mengatasinya. Apabila dia takut gelap, berikan lampu malam untuk tidur. Bila dia takut suara guntur, peluklah dan bicarakan darimana asal suara itu, bacakan cerita yang dapat dinikmatinya. Bila dia takut monster, biasanya setelah anak berusia 3 tahun, luangkan waktu bersama sebelum tidur, bacakan cerita tentang moster yang lucu dan tertawalah tentang itu agar dia menjadi lega, dan sebaiknya batasi menonton acara televisi yang tidak sesuai untuknya.  Apabila dia takut tetangga, perlihatkan bagaimana kita menyapa dan berbicara, namun jangan memaksanya untuk bersosialisasi. Anak akan tertarik melihat respon yang kita berikan
             Jangan pernah meremehkan, menertawakan, dan membuat anak  putus asa dengan mengatakan kepadanya bahwa ketakutannya tidak beralasan, karena akan membuatnya semakin takut. Jangan pernah juga mengancamnya dengan menakut-nakuti atau mengancam meninggalkannya saat kita marah. Ini merupakan kecemasan yang sangat besar bagi anak dan biasanya menetap untuk jangka panjang.
            Yang terbaik adalah memahami dan mendengarkan ketakutan mereka dengan serius dan penuh perhatian, kemudia memberikan penjelasan yang mudah dimengerti. Walaupun tidak dapat menghilangkan semua ketakutannya, kita dapat membuat anak mengatasi ketakutan dengan cara yang berbeda.
            Memberikan perhatian dan kasih sayang akan membuat anak merasa nyaman, meningkatkan rasa percaya diri, serta menambah kekuatannya untuk mengatasi rasa takut. Dengan dukungan orangtua dan orang dewasa di sekitar anak, rasa percaya diri anak bertumbuh dan ketakutan masa balitanya ini akan memudar secara alamiah seiring dengan perjalanan usianya.


( Dimuat di Harian Tribun Kaltim, Minggu, 13 Maret 2016 )
Oleh : Baldwine Honest, M.Pd


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...