Tanpa sadar, terkadang orangtua
sering meremehkan kehebatan anak. “Ah, yang bener?“, mungkin komentar itu
pernah kita lontarkan kepada anak saat anak bercerita tentang kehebatan
dirinya. Ini yang perlu kita perhatikan, karena kalimat tersebut memiliki dampak yang tidak sederhana.
Seorang anak yang menceritakan
kehebatan dirinya kepada orangtua memiliki tujuan agar dirinya memperoleh penghargaan,
Dia imgin disayang melalui pujian orangtuanya. Dia ingin mendapatkan pengakuan
bahwa dirinya adalah anak hebat. Maka, ketika cerita hebat yang ia sampaikan
berbalas dengan sikap merendahkan dari orangtua, tentu anak akan kecewa. Ia
akan merasa tidak disayang dan menganggap dirinya tidak berguma,
Tanggapan orangtua yang seolah tidak
mempercayai ucapan anak sesungguhnya merupakan tuduhan bahwa anak telah
berbohong dengan cerita yang diutarakannya. Ini menyakitkan. Sebab, meskipum
apa yang disampaikan anak adalah khayalan belaka, karena imajinasi anak memang
sedang berkembang pada usia tersebut, namun tanggapan meremehkan akan
meruntuhkan rasa percaya diri anak.
Hal lain yang perlu diingat adalah
kemampuan anak dalam meniru perilaku orangtua. Anak yang sering menjumpai
orangtuanya memberikan pujian kepada orang lain akan tumbuh menjadi anak yang
mudah meberikan pujian. Anak yang hidup bersama orangtua yang percaya pada
dirinya, akan tumbuh menjadi anak yang terbebas dari prasangka buruk kepada
orang lain.
Peniruan anak ini tidak terbatas
pada sikap atau karakternya saja. Namun, juga sampai pada bagaimana
mempraktekkan rasa curiga dan tidak mudah percaya itu. Sehingga, ungkapan
seperti “Ah, yang bener”, “Kamu enggak bohong
kan?. Atau. “Alaaahh, bohong kamu ! “ juga akan digunakan oleh anak-anak untuk
memberikan tanggapan pertama pada setiap ungkapan orang lain.
Rasa tidakpercaya pada oranglain dan
bersikap selalu berprasangka buruk (walaupun hanya menyangka orang lain
berbohong), bila tidak segera diatasi, akan menjadi penyakit psikis pada diri
anak. Ia akan dihantui oleh perasaan yang sama ketika ia harus bercerita.
Padahal, orang lain tidak memliki prasangka buruk sebagaimana yang dia
sangkakan. Inilah kerugian jika orang tua sering meremehkan anak, dan
berkomunikasi dengan tanggapan negative, seperti, “Ah, yang bener? “.
by : Baldwine Honest Gunarto, M.Pd
(
Dimuat di Harian Tribun Kaltim, Minggu, 11 September 2016 )
Komentar
Posting Komentar