Setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan, maka pada tanggal
1 Syawal umat muslim di seluruh dunia bersuka cita merayakan Hari Raya Idul
Fitri. Suasana syahdu dan bahagia sangat terasa, dengan berkumandangnya takbir
dari masjid-masjid. Kebahagiaan Hari Raya Idul Fitri ini, ternyata penuh makna,
yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak kita. Merayakan Idul Fitri, atau
berlebaran, bukan sekedar ritual mudik, makanan enak, dan berbaju baru.
Idul Fitri berarti kembali menjadi suci. Apabila di bulan
Ramadhan umat Islam melaksanakan ibadah dengan bersungguh-sungguh, maka
insyaAllah segala dosa akan diampuni. Diri kita yang tahu apakah sudah optimal ibadah
kita selama sebulan itu. Saatnya kita berinstropeksi, sudahkah kita benar-benar
merasakan kemenangan dalam menjalankan perintah Allah? Sudahkah ada perubahan
yang lebih baik, baik sebagai makhluk Allah, atau peran kita sebagai
orangtua.?. Berkumandangnya takbir, mengajak kita untuk memuji kebesaran Allah.
Ajak anak-anak kita untuk bertakbir di malam menjelang Lebaran, dan bersyukur
atas segala Nikmat dan Karunia Nya.
Pagi hari di hari Raya Idul Fitri, ajak anak-anak untuk
bersama-sama menjalankan Sholat Ied berjamaah di Lapangan (atau tempat
penyelenggaraan lainnya). Baju yang dikenakan tidak mesti baru. Walaupun
begitu, sebaiknya memakai baju yang bersih, sopan, dan rapi.
Ketika Lebaran, umat Islam biasanya pulang ke kampung
halaman, atau biasa kita sebut “mudik”. Tujuannya adalah berkumpul dengan
keluarga besar, menjalin silaturahmi, dan saling memaafkan. Apabila mudik tidak
memungkinkan, maka tidak perlu bersedih hati. Komunikasi masih bisa terjalin
dengan media telekomunikasi yang serba canggih sekarang ini.
Selain silaturahmi ke keluarga besar, kita juga melakukan
kunjungan ke rumah kerabat, sahabat, dan tetangga. Kunjungan itu disebut “Halal
Bihalal”. Halal bihalal itu dilakukan untuk saling meminta maaf serta
mendekatkan hubungan persaudaraan atau silaturahmi dengan orang lain. Dengan
mengajak anak-anak kita bersilaturahmi ke tempat keluarga besar, teman-taman,
dan tetangga kita, penting untuk
meningkatkan kemampuan sosialisasinya Untuk anak-anak yang masih balita, supaya
balita tidak bosan, jangan lupa selalu bawa mainan dan makanan favoritnya.
Meskipun di Hari Lebaran makanan berlimpah, tidak semuanya cocok dan disukai
balita. Kita tentu tidak ingin si kecil bosan dan kelaparan kan?.
Yang menarik, di saat lebaran, ketika para orangtua saling asyik
bersilaturahmi, anak-anak kita yang masih kecil terkadang sibuk menuai “uang tempel”
atau “uang pemberian lebaran”. Ada baiknya kita mengajar si kecil mengelolanya.
Maklum saja, saat lebaran biasanya berjumlah cukup banyak bagi anak-anak.
Terangkan pada anak, bahwa pemberian Lebaran merupakan hadiah dari sanak
saudara yang harus digunakan sebaik mungkin. Mengajak berdiskusi, adakah
keinginan mereka untuk membeli sesuatu. Jika dana masih tersisa, bisa untuk
ditabung. Menabung dapat mengajarkan anak untuk menahan sifat konsumtif, dan
bisa dipergunakan untuk membeli sesuatu yang benar-benar dibutuhkan.
Bahagianya Idul Fitri, ketika kita bisa memahami setiap makna
yang ada. Bersyukur atas segala
RahmatNya, dan tetap berniat untuk terus berubah kearah kebaikan. Selamat Hari
Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
by : Baldwine Honest Gunarto
( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 4
Agustus 2013 )
Komentar
Posting Komentar