Langsung ke konten utama

“Mama Sayang Padamu, Nak!”

Setiap anak suka dipuji dan disayang, karena dengan pujian dan rasa sayang, mereka merasa dicintai dan dihargai.  Banyak cara yang bisa kita lakukan, untuk menyatakan betapa sayangnya kita kepada anak-anak kita,yang  pada intinya  adalah  mengatakan “Mama atau Papa sayang padamu, nak!”. Beberapa cara yang mungkin bisa kita lakukan adalah :

1.      Meninggalkan catatan kecil pada anak-anak di rumah, dimana anak-anak akan menemukannya dalam rutinitas harian mereka. Pesan-pesan manis  dan sederhana yang mengisyaratkan  kasih sayang. Atau bisa berupa gambar-gambar lucu, untuk anak-anak yang belum bisa membaca.
2.      Menggunakan “Bahasa Cinta”. Lewat pelukan dan ciuman, dan kata-kata lembut,  sebelum mereka melakukan kegiatan tertentu. Dengan sentuhan ini, mereka akan merasakan kasih sayang dan perhatian kita.
3.      Mendengarkan. Tataplah dengan lembut dan dengarkanlah anak ketika mereka bicara atau bercerita. Ini merupakan sebuah isyarat, betapa kita sayang pada mereka.
4.      Menelepon. Bagi ibu bekerja, tetaplah berkomunikasi pada anak, dan menyampaikan bahwa bahwa kita teringat mereka.
5.      Cara Kreatif. Membingkai foto bersama ketika dalam kondisi yang ceria, dan tulislah pesan-pesan pribadi dibaliknya.
6.      Membuka album foto bersama, dan menceritakan hal-hal lucu yang membahagiakan dalam setiap peristiwa.
7.      Mengajak pergi berakhir pekan atau berlibur, dan menikmati waktu keakraban antara orangtua dan anak.


Tidak perlu menunggu kesempatan khusus atau harus menunggu malam tiba,  untuk menyampaikan “Mama sayang kamu, nak”, karena setiap saat  adalah waktu yang tepat. Kita sendiri tahu bagaimana perasaan kita jika menerima ungkapan demikian- bayangkanlah betapa bahagianya anak-anak kita.

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM, Minggu, 2 Juni 2013 )


by : Baldwine Honest Gunarto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK SECARA MENYELURUH

Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !” . Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.             Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidi anak-anaknya berkembang optimal, baik head, heart, maupun hand nya. Untuk anak usia dini, tentu saja dengan kegiatan yang menyenangkan, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang baik, menjadi model terbaik bagi anak, dan dengan aktivitas yang menggunakan semua indra anak.              Keterlibatan dan kasih sayang orangtu...

Anak yang “Bossy”

            Pernahkah bertemu dengan anak yang suka memerintah siapa saja untuk memenuhi keinginannya? Jika tidak terpenuhi, maka anak tersebut akan berteriak-teriak. Wajarkah perilaku tersebut ? Banyak anak bertingkah seperti layaknya bos dan suka memerintah orang tua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Karena jika sifat tersebut tidak berubah, anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Dan hal ini akan memicu anak melakukan kekerasan agar mendapat perhatian atau bisa diterima. Sifat “bossy” tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan ego. Menurut teori dari Jean Piaget, fase egosentrisme umumnya muncul pada usia 15 bulan, disebabkan oleh ketidakmampuan anak melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari sudut pandang anak. Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, meskipun temannya menangi...

Memahami Sudut Pandang Anak

Tribun Kaltim, 08 Januari 2018 Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen karena suatu pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian tersebut, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang terpenting, yaitu Mengalami (dengan interaksi), dan Perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah : Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan),  dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir), dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku), dan dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku) Anak-anak memiliki sudut pandang yang tak selalu sama dengan orang dewasa. Jika kita dapat melihat sudut pandang anak, itu akan meningkatkan efektivitas komunikasi kita dengan mereka. Dalam konteks belajar, itu juga akan membuat kita bisa memberikan pendekatan yang tepat untuk membuat mereka menikmati hari-harinya dan senang belajar. 1. Anak tertarik dengan  se...