Langsung ke konten utama

MENUMBUHKAN RASA BERSYUKUR PADA ANAK


            Bulan Ramadhan adalah bulan penuh cinta dan makna. Di bulan ini banyak hal bisa kita ajarkan ke buah hati kita. Misalnya tentang ibadah puasa, membaca Alqur’an, toleransi, kesabaran, berbagi dan bersyukur. Bagaimana cara kita mengajarkan tentang “Bersyukur” kepada anak ?
            Rasa syukur dalam diri seorang anak tidak hadir dengan sendirinya. Orangtua perlu mendidik anak untuk selalu bersyukur, melalui kebiasaan berdoa, menjadi contoh, dan belajar berbagi.
            Dengan membiasakan berdoa, anak akan mengenali hal-hal yang perlu mereka syukuri.  Misalnya dengan membiasakan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan. Biasakan untuk bersama-sama mengucapkan syukur dan mengenali hal-hal baik yang diberikan alam semesta setiap harinya. Kita bisa memulai dengan doa sederhana yang mudah dipahami anak.
            Anak-anak adalah peniru yang baik. Tunjukkan kepada mereka, bahwa kita menghargai perbuatan positif yang kita terima dengan mengucapkan terimakasih, dari siapapun, semisal dari  teman, guru,  tukan parkir, petugas satpam, tukang sayur dan lainnya. 
            Mengajarkan anak untuk berbagi adalah cara lain untuk  menumbuhkan rasa syukur pada anak. Bahwa betapa hidup mereka lebih beruntung dibandingkan  dengan anak-anak lain yang kurang beruntung.  Ajak mereka mengunjungi  Panti Asuhan untuk memberikan bantuan. Dengan demikian, anak bisa memahami masalah social yang terjadi di masyarakat. Berikan penjelasan dengan sederhana dan jujur sesuai usia dan sensitivitasnya.
            Pelukan dan ciuman menjadi bentuk rasa syukur lain atas kasih sayang yang didapat didalam keluarga. Tidak ada salahnya kita limpahkan kasih sayang kita ke mereka, dan bersama-sama mengucapkan rasa syukur tak terhingga karena diberikan karunia keluarga yang bahagia.

            Dan di bulan Ramadhan ini, adalah saat yang tepat untuk mengajarkan  anak tentang bersyukur dan menghormati orang lain.  

by : Baldwine Honest Gunarto

( Dimuat di Harian TRIBUN KALTIM. Minggu, 6 Juli 2014 )


Komentar

  1. artikel bagus sangat bermanfaat. saya juga ingin berbagi informasi yang lain, silahkan dikunjungin : SNMPTN UNAIR NEWS

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARI PERTAMA SEKOLAH

Mengantar  anak ke sekolah untuk pertama kalinya mungkin menimbulkan serangkaian emosi orangtua. Bisa jadi kita merasa bangga, bergairah, dan bahagia. Jika selama ini anak selalu bersama kita di rumah, mungkin kita merasa lega, sebab dalam beberapa hari dalam seminggu, kita memiliki jam-jam bebas. Dan kadang kita mungkin merasa bersalah dengan pikiran seperti itu. Kita mungkin khawatir anak kita belum siap ke sekolah, secara emosional dan perkembangnannya. Kita mungkin merasa sedih karena anak kita bukan lagi seorang bayi. Ya, mereka memang masih kecil, tetapi mereka sudah cukup umur untuk masuk sekolah dan itu menandai tahapan baru kehidupannya. Kita mungkin mengalami perasaan-perasaan ini semuanya sekaligus, sebagian, atau tidak sama sekali. Atau mungkin bisa saja kita merasakan semuanya pada saat yang sama, atau berganti-ganti. Minggu-minggu sebelum sekolah dimulai, anak kita mungkin mengalami bermacam-macam emosi. Mereka mungkin bergairah, bingung, cemas, bahkan tertegun. Me...

DENGAN PUJIAN, ANAK BELAJAR MENGHARGAI

Pujian adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih sayang kita. Kata-kata pujian bisa memotivasi anak dan membuat mereka merasa dihargai. Pujian memupuk harga diri mereka, dan membantu mereka belajar menghargai siapa mereka dan akan menjadi apa mereka nanti. Memuji anak-anak kita atas upaya-upaya maupun prestasi-prestasi mereka adalah salah satu tugas kita yang terpenting sebagai orangtua. Hendaknya kita tidak ragu-ragu memberikan pujian dengan murah hati. Tidak ada yang namanya terlalu banyak pujian dalam soal mendorong harga diri seorang anak. Dengan memuji, kita membantu anak-anak membangun kepercayaan diri yang dapat mereka manfaatkan ketika kita tidak hadir atau ketika mereka mengalami masa-masa sulit. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa pujian dan penghargaan yang kita berikan kepada anak-anak sekarang bisa bertahan seumur hidup. Ketika kita memuji anak-anak kita, kita juga memberi model tentang bagaimana caranya memperhatikan dan mengekspresikan penghargaan mere...

MENGATASI RASA PEMALU PADA ANAK

Ketika anak mulai mengenal dunia luar, selain keluarga dan lingkungan rumahnya, maka sifat pemalu anak akan terlihat. Ada anak yang terlalu pemalu, ada juga yang terlalu percaya diri.  Mengapa anak kita pemalu? Dan bagaimana mengatasinya? Beberapa situasi yang biasanya dialami anak menjadi pemalu adalah : Bertemu dengan orang yang baru dikenal, tampil didepan orang banyak, atau situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru). Pada dasarnya, pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah atau dipermasalahkan dan bukan merupakan abnormalitas. Akan tetapi, masalah justru muncul akibat sifat pemalu. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tapi malu minta ijin ke toilet,  anakpun menahan keinginan buang air dan akhirnya mengompol. Pemalu juga bisa mengakibatkan anak tidak bisa mengembangkan potensinya, misalnya anak mempunyai bakat menyanyi, tetapi karena pemalu, maka anak tidak mau tampil. Hal ini sangat disayangkan. Untuk mengatasi sifat...